Sejarah Banten dan Cirebon, Terjalin Erat Berkat Sunan Gunung Jati |
Kabaran Jabar, - Hubungan Banten dan Cirebon terjalin erat berkat Sunan Gunung Jati. Kedatangan Syekh Syarief Hidayatullah juga disebut-sebut menjadi awal nama daerah tersebut.
Ketiban inten (Kejatuhan Intan) diyakini menjadi asal muasal nama Banten, karena masyarakatnya merasa bersyukur ada Sunan Gunung Jati. Sejak itulah hubungan dengan Cirebon pun dimulai.
Meski demikian, hubungan Banten dan Cirebon tidak selamanya berjalan baik. Sejarah meriwayatkan perang saudara yang terjadi antara kedua kesultanan, karena ambisi Mataram.
Namun, sebelum itu terjadi, hubungan Banten dan Cirebon adalah sebuah koalisi besar yang berhasil menaklukan Pakuan Pajajaran.
Ketika itu, Kesultanan Banten yang sebagian wilayahnya dikuasai Pajajaran berhasil memperluas wilayah.
Bahkan melakukan penyerbuan ke Pakuan Pajajaran dan menyebabkan keruntuhan kerajaan tersebut pada 8, Mei 1579.
Hubungan Banten dan Cirebon sebenarnya bermula di Abad ke-15, ketika Kesultanan Demak sedang mengusung misi memperluas pengaruh di wilayah pesisir Pulau Jawa bagian barat.
Hubungan Banten dan Cirebon
Diawali penyebaran Islam oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1522.
Beliau, tidak datang sendirian. Waktu itu, Syekh Syarif Hidayatullah membawa serta putranya yakni, Maulana Hasanuddin.
Kedatangan Sunan Gunung Jati di wilayah Banten berselang satu tahun setelah Prabu Siliwangi Sri Baduga Maharaja wafat pada 41, Desember 1521.
Syiar yang dilakukan Sunan Gunung Jati perlahan tapi pasti akhirnya dapat diterima oleh masyarakat dan pengaruhnya pun kian menguat di pengujung Abad 15.
Sunan Gunung Jati yang ketika itu adalah pemimpin Kesultanan Cirebon, juga menguasai sebagian wilayah di Banten.
Kemudian, Syekh Syarif Hidayatullah menunjuk putranya yang melaksanakan syiar yakni Maulana Hasanuddin untuk meneruskannya dengan mendirikan Kesultanan Banten.
Kemunculan Kesultanan Banten dan pengaruh yang terus menguat juga turut andil dalam runtuhnya Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran atau sekarang di wilayah Bogor.
Keruntuhan kerajaan terjadi di era Prabu Surya Kencana yang berkuasa antara tahun 1567 sampai dengan 1579.
Sunan Gunung Jati Tidak Bertakhta di Surosowan
Dalam hubungan Banten dan Cirebon, Sunan Gunung Jati juga tercatat dalam silsilah. Namun beliau tidak bertakhta.
Sedangkan Maulana Hasanuddin atau Panembahan Surosowan mulai bertakhta pada 1552 sampai dengan 1570.
Pada lingkup yang lebih luas, hubungan Banten dan Cirebon juga terkait erat dengan Kerajaan Sunda
Prabu Siliwangi yang menikahi Nyi Kentring Manik Mayang Sunda memiliki anak Banyak Blabur atau Prabu Surawisesa yang menjadi penerus di Pakuan Pajajaran.
Juga memiliki anak yakni, Surosowan Adipati Banten yang menikah dengan Adipati Sunda kelapa. Mereka menjadi penguasa di kawasan Banten.
Sedangkan pernikahan dari Jalur Nyi Subang Larang melahirkan tiga anak yakni Walangsungsang, Rara Santang dan Raja Sangara.
Dari pernikahan Jalur Nyi Subang Larang, yang melahirkan Rara Santang, kemudian memiliki keturunan Syekh Syarief Hidayatullah.
Keturunan Prabu Siliwangi
Berdasarkan silsilah ini, sesungguhnya hubungan Banten dan Cirebon tidak hanya dari jalur Sunan Gunung Jati.
Namun, hubungan Banten dan Cirebon tersebut sudah bermula dari Kerajaan Sunda atau Pakuan Pajajaran dari garis keturunan Sri Baduga Maharaja atau Prabu Siliwangi.
Sumber: radarcirebon
Posting Komentar untuk "Sejarah Banten dan Cirebon, Terjalin Erat Berkat Sunan Gunung Jati"