Masuk Politik Praktis, Pintar, Cerdas, Tak Punya Uang, Hatma: Fokus Cari Makan Aja di Jalanan |
Oleh: Hatma Suryoharyo
Kabaran Jabar, - Teori Return On Investment (ROI) itu berlaku hampir di semua bidang, termasuk di politik praktis.
Untuk dapat "return" seseorang harus melakukan "investment". Investasi saham contohnya di bidang ekonomi bisnis. Tapi, di dunia politik praktis ada model yang persis namun sedikit berbeda.
Investasi seseorang untuk mendapatkan return berupa posisi (kekuasaan) atau akses (ke-kekuasaan) bisa berupa macam-macam. Apa saja?
Modal finansial. Uang. Membiayai aktivitas partai politik atau minimal seorang Caleg. Ini membuat orang kaya mudah sekali dapat kedudukan di partai politik.
Modal sosial, jaringan, kantong-kantong suara. Ini membuat seorang tokoh dengan massa-nya mudah memasuki partai politik.
Gak heran jika kursi Ormas atau Orpro sekalipun, menjadi begitu diperebutkan. Apakah termasuk organisasi pendidikan? Mungkin.
Dan modal sosial paling membagongkan adalah "kedekatan". Kedekatan seseorang yang bukan pemodal dan bukan tokoh masyarakat, dengan petinggi partai politik.
Konon katanya para tokoh-tokoh Parpol itu butuh loyalis di tengah lautan perpolitikan yang ganas.
Tapi, saya belum pernah lihat Investment berupa modal manusia. Apa itu? Paling gampang, kepandaian atau kepakaran seseorang. Yang sebenarnya bisa membuat Parpol mencapai tujuannya dengan scientific, efektif dan efisien.
Modal satu ini belum pernah saya temukan mendapatkan kursi tinggi di perpolitikan hari ini.
Jadi, anda mau masuk ke politik praktis, siapkan saja minimal satu dari 2 modalitas di atas.
Orang pintar, cerdas, tapi tak punya uang, tak punya jaringan, tak dekat dengan petinggi, sudah lah, fokus cari makan aja di jalanan. *
Editor: Mas Bons
Posting Komentar untuk "Masuk Politik Praktis, Pintar, Cerdas, Tak Punya Uang, Hatma: Fokus Cari Makan Aja di Jalanan"