Perjuangan Belum Usai, Gerakan Mahasiswa Cimahi Melawan |
Kabaran Jabar Cimahi, - Saat ini pertumbuhan ekonomi yang memburuk tak terlepas dari daya beli masyarakat yang tergoncang. Pengangguran meningkat menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Padahal, ekonomi Indonesia ditumpu oleh konsumsi rumah tangga.
Bagi mayoritas masyarakat Indonesia sekarang dimana sekecil apapun usaha yang dimilikinya, bermakna sangat esensial untuk kelangsungan kehidupannya.
Sebagaimana kita tahu bahwa sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang sangat strategis dalam perekonomian Indonesia.
Menurut data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia tahun 2018 menunjukkan jumlah unit usaha UMKM 99,9 persen dari total unit usaha atau 62,9 juta unit. Saat ini UMKM menyerap 97 persen dari total penyerapan tenaga kerja, 89 persen di antaranya ada di sektor mikro, dan menyumbang 60 persen terhadap produk domestik bruto.
Hari ini publik dibuat gaduh dengan banyaknya masalah ditubuh pemerintah sehingga membebankan pihak masyarakat terutama dalam bidang ekonomi.
Dimulai dari pemerintah yang tidak bisa menyelesaikan maslah mafia minyak goreng sehingga berdampak pada kelangkaan, keanikan tarif PPN pada 1 April 2022, kenaikkan harga pertamax yang tadinya Rp. 12.500 menjadi Rp.13.000, lalu pada 13 April 2022 pemerintah melalui mentri ESDM secara resmi memberi sinyal untuk merencanakan kenaikan harga Pertalite dan Solar serta LPG.
Selanjutnya berbagai kenaikan harga diatas bisa diambil kesimpulan bahwa permasalahan ekonomi di Indonesia bersipat persisten yang akhirnya akan berdampak negative terhadap kehidupan masyarakat, antara lain dampak yang akan terjadi antara lain:
Pertama, akan terjadinya konflik horizontal di masyarakat akibat adanya gap antara si kaya dan si miskin.
Kedua, pengurangan konsumsi kebutuhan sekunder yang diantaranya :
alat – alat rumah tangga, alat elektronik, fasion serta barang lainnya.
Ketiga, gulung tikarnya UMKM diberbagai sektor akibat minimnya konsumen serta karena mahalnya biaya produksi.
Keempat, meningkatnya angka pengangguran akibat 97% serapan tenaga kerja di Indonesia hari ini dari UMKM.
Meninjau semua permasalahan yang terjadi, kami mahasiswa menilai perlunya adanya lompatan – lompatan kualitatif dari generasi muda penerus bangsa di kota Cimahi.
Oleh karena itu dengan penuh kesadaran dan dengan menjungjung tinggi nilai – nilai perjuangan kami GERAKAN MAHASISWA CIMAHI MELAWAN bersepakat untuk melakukan UNJUK RASA agar pemerintah bisa memahami kondisi masyarakat yang sedang kesulitan ekonomi saat ini.
Adpun tuntutan unjuk rasa sebagai berikut :
Menolak kenaikan tarif PPN PPH
Menolak kenaikan harga Komoditas Enegi (BBM, LPG, dan LISTRIK)
Mendesak pemerintah untuk segera menstabilakn harga kebutuhan pokok
Mendesak pemerintah untuk segera menangkap mafia minyak goreng
Mendesak DPRD Kota Cimahi agar segera mengevaluasi janji politik Walikota Cimahi pada sisa masa jabatan 2022.
Unjuk Rasa akan dilakukan pada pukul 10:00 WIB s/d tuntas, hari Kamis 21 April 2022 bertempat di Pendopo DPRD Kota Cimahi. Bagi kawan – kawan yang akan mengikuti unjuk rasa titik kumpul berada Patung Jenderal Achmad Yani, UNJANI.
“pemerintah yang zalim perlu diingatkan oleh mahasiswa sekencang – kencangnya !”
Cimahi, Kamis 21 april 2022
Aji Syani Subakti
KOORDINATOR aksi unjuk rasa
Posting Komentar untuk "Perjuangan Belum Usai, Gerakan Mahasiswa Cimahi Melawan"