Gelar Konser Berhawa Cadas, Penonton Sambut dengan Semangat Gelora Tanpa Aura Jenuh |
Lautan rockhead dan metalhead dengan pakaian dan atribut yang sarat warna hitam. disuguhkan di area parkir A dan B Stadion Manahan, Solo, hajatan bertajuk “The Top of The World Tour” yang digagas Rajawali Indonesia tersebut disaksikan sekitar 10.000 pasang mata dengan raut wajah sumringah merayakan kemeriahan kerumunan yang dirindukan sejak dua tahun terakhir.
Dilansir laman Musikkeras, “Kayaknya hanya 30% orang Solo yang datang, kebanyakan penonton dari daerah lain,” ujar seorang penonton ‘akamsi’, alias ‘anak kampung sini,"
Energi kemeriahan di penonton itu sendiri, mendapat respon sepadan dari sang bintang panggung, Dream Theater, yang muncul di panggung setelah dibuka oleh alunan lagu kebangsaan “Indonesia Raya”, hasil interpretasi Dewa Budjana di instrumen gitar.
Seolah ingin membayar kegagalan James LaBrie (vokal), John Petrucci (gitar), Myung (bass), Jordan Rudess (kibord) dan Mike Mangini (dram) menggelar konser tahun lalu, geberan mereka dari atas panggung terasa maksimal dan lepas.
Dan walau kebanyakan merapalkan komposisi dari album-album belakangan, tapi penonton tetap menyambutnya dengan semangat gelora, tanpa aura jenuh. Turut menyanyikan bait-bait yang lekat di ingatan mereka dengan semangat.
Terutama di lagu-lagu seperti “The Alien” yang membuahkan penghargaan Grammy 2022 pertama mereka untuk kategori “Best Metal Performance”, lalu “Endless Sacrifice”, “The Ministry of Lost Souls” serta “The Count of Tuscany” yang dijadikan lagu ‘bonus’ (encore). Semalam, Dream Theater merampungkan 10 komposisi berkontur progresif nan epik, dengan durasi lebih dari dua jam. Keseluruhan dicecar dengan performa bervoltase tinggi, intens, presisi, dinamis, sekaligus indah.
Lalu, konser “The Top of The World Tour” itu, didukung pula oleh tata cahaya yang atraktif, lalu dikombinasikan dengan multimedia artistik bertema futuristik dan fantasi, serta kualitas tata suara yang berartikulasi jernih.
Indonesia sendiri dipilih dari hanya dua negara yang dikunjungi Dream Theater. Satu lagi Jepang, di Download Festival 2022. Sementara keputusan menjadikan Solo sebagai lokasi konser, menurut Anas Syahrul Alimi, didasari alasan bahwa kota tersebut memiliki infrastruktur yang layak dan pas untuk menggelar konser kelas dunia.
“Butuh proses yang panjang sebelum akhirnya Dream Theater memutuskan untuk bersedia menggelar konser di Solo. Mereka setuju setelah kami rayu dan menunjukkan semua hal tentang Solo,” seru founder Rajawali Indonesia tersebut meyakinkan.
Roda karir Dream Theater digulirkan pertama kali oleh John Petrucci, John Myung dan Mike Portnoy saat sama-sama menimba ilmu musik di Berklee College of Music, di Boston, Massachusetts, AS. Ketika memulainya pada 1985 silam, mereka mengibarkan nama Majesty, sebelum menggantinya menjadi Dream Theater tiga tahun kemudian. Dalam perjalanannya, sempat terjadi beberapa kali pergantian formasi. Sebelum formasi sekarang, Dream Theater pernah dihuni vokalis Chris Collins dan Charlie Dominici di era awal, lalu kibordis Kevin Moore (1985–1994) dan Derek Sherinian (1994–1999). Salah satu pendirinya, Mike Portnoy menarik diri pada 8 September 2010 dan digantikan oleh Mike Mangini yang pernah menghuni band rock Extreme. Sejauh ini, Dream Theater telah merilis 15 album studio, dengan angka penjualan keseluruhan mencapai lebih dari 12 juta keping di seluruh dunia.
Gelar Konser Berhawa Cadas, Penonton Sambut dengan Semangat Gelora Tanpa Aura Jenuh |
Posting Komentar untuk "Gelar Konser Berhawa Cadas, Penonton Sambut dengan Semangat Gelora Tanpa Aura Jenuh"