Post ADS 1

Program Cegah Kawin Muda, DP2KBP3A Kabupaten Bandung Berkolaborasi dengan Save The Children

Program Cegah Kawin Muda, DP2KBP3A Kabupaten Bandung Berkolaborasi dengan Save The Children


Kabaran Pengalengan, - Menyelenggarakan program pencegahan kawin muda dan Kekerasan terhadap anak. Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Bandung berkolaborasi dengan Save The Children yang berlokasi di Desa Banjarsari, Margamulya, Marga Mekar Kecamatan Pangalengan.

Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bandung H.M Hairun SH.MH diruang kerjanya menyampaikan bahwa kemarin Rabu didampingi Project Manager Program WSE Noer Pangroso dan Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Anak Dra, Fitri Priminingrum beserta para Staf telah melaksanakan kegiatan penguatan Forum Anak Daerah kerjasama dengan Save The Children Indonesia, Kamis (12/1/2023).

"Kita telah mengadakan sosialisasi tentang Program-program yang disebut dengan WSE (We See Equa ) yakni program tentang penyetaraan atau program Gender yang ada di Kabupaten Bandung," kata Hairun.

Lanjut Hairun, program-program berhubungan dengan anak dan remaja salah satu kegiatan yang kemarin disosialisasikan.

Kepala DP2KBP3A Kabupaten Bandung H.M Hairun SH.MH

"Kita gelar di Pangalengan itu ada tiga kecamatan yang menjadi kegiatan Save The Children yakni di Kecamatan Baleendah diwakili oleh Desa Rancamanyar, Kecamatan Cicalengka, Desa Tenjolaya, untuk Kecamatan Pangalengan yang diwakili, Desa Margamulya, Marga Mekar dan Banjarsari," terangnya.

Semua desa yang ada di tiga kecamatan ini ada saran-saran yang diangkat Save The Children terutama, isu-isu yang berhubungan dengan masalah dunia pendidikan, Anak-anak dan juga masalah ekonomi perempuan.

"Jadi tiga masalah yang menjadi fokus kegiatan Save The Children di Kabupaten Bandung. Oleh karena itu kita kemarin mengadakan sosialisasi tentang program ini yang bertempat di Desa Margamulya Kecamatan Pangalengan digabung dengan tiga kecamatan, sasarannya adalah tentang remaja," kata Hairun.

Kenapa pihaknya menawarkan tentang remaja. Ini satu misi dengan Save The Children karena masalah remaja di Kabupaten Bandung hampir 30 persen sekitar 36 juta sekitar 1.300 penduduknya remaja.

"Kalau remaja ini tidak bisa di kendalikan atau diatur mungkin beberapa tahun kedepan akan menjadi beban pembangunan. Tapi manakala remaja itu kita berikan pembinaan, pembekalan supaya menjadi remaja yang positif, inovatif Insaallah kedepan akan menjadi Sumber Daya Pembanguna yang kuat karena remaja itu menentukan nasib bangsa juga," terang Hairun.

Termasuk juga lanjut Hairun, Save The Children dan Pemda Kabupaten Bandung Melalui DP2KBP3A mencoba agar isu - isu negatif tentang remaja ini bisa diminimalisir 

"Tentu kita soroti tiga hal isu itu yang pertama masalah pendidikan anak sekolahnya kedua bagaimana perlindungan anaknya dan bagaimana masalah-masalah yang berhubungan dengan stanting kawin muda, Tiga hal tersebut yang menjadi Masalah kita. Tentu sosialisasi itu bagaimana agar ketiga hal tersebut di Kabupaten Bandung bisa dikendalikan," ujarnya.

Dan tentu kata Hairun, masalah kawin muda Ini berpengaruh terhadap bagaimana pembangunan SDM remaja kedepannya, dan juga stanting. Oleh karena itu Save The Children menentukan titik - titik kecamatan dan desa yang tadi disebutkan 

"Karena memang isu kawin muda, Stanting cukup tinggi di desa tersebut dan juga potensi desa bisa dikembangkan. Artinya di desa-desa tersebut bagaimana upaya pemerintah, baik dari Pemda Kabupaten Bandung, kecamatan dan tingkat desa serta RW dan RT lembaga lainya akan peduli terhadap pernikahan anak-anak remajanya terutama Perempuannya jangan sampai melaksanakan pernikahan dibawah usia dini," imbaunya.

Jadi lanjut Hairun, bagaimana pihaknya mendorong agar remaja-remaja yang ada di desa-desa tersebut dan yang lainnya yang menjadi Ploting Save The Children itu bisa memberikan pemahaman Kepada keluarga dan remajanya agar mereka tidak melakukan perkawinan di usia muda atau dini dibawah 18 tahun.

"Sehingga Save The Children mengambil konsep di sana harus dibentuk remaja sebaya atau Fir sebaya yang kita disebut di forum anak daerah desa. Jadi di desa dibentuk forum anak desa dan mereka agar menyuarakan hak-hak anaknya, bagaimana perlindungan anaknya, hak anak tidak dilanggar perkawinan, pendidikan, dan kesehatannya. Agar mereka bisa mengapresiasikan apabila ada hal yang dilanggar dan dampaknya kekerasan anak dan stanting bisa diturunkan," harapnya.

Masalah tersebut pihaknya bekerjasama dengan Save The Children karena memang satu visi bagaimana menekan laju pernikahan muda kekerasan dan stanting itu menurun.

"Dengan harapan bekerjasama ini kita perlu ditingkatkan dan Save The Children hanya memberikan Plotting saja seperti contoh di beberapa kabupaten tapi pada intinya di semua kabupaten dan kecamatan harus seperti ini programnya. Artinya bagaimana kita membuat Fir sebaya dengan FAD ada Fik Remaja dan lainya sehingga isu - isu tersebut masyarakat menjadi paham dan semuanya bisa terkendali," kata Hairun.

Out put nya tambahnya salah satu  merupakan visi-misi kabupaten Bandung bagaimana menjadi remaja yang Bedas, bangkit, edukatif, dinamis, agamis dan sejahtra. Dan juga menjalankan Peraturan bupati tentang pencegahan perkawinan anak sampai ke tingkat desa sehingga masalah kawin muda, stanting, kekerasan terhadap anak tahun ketahun akan menurun.

Terpisah Project Manager WSE Save the Children Indonesia Noer Pangroso saat di hubungi pia Whatsapp Menyampaikan, Save the Children Indonesia adalah sebuah Organisasi Nasional.

"Yang berfokus untuk melayani kebutuhan dan mengadvokasi hak-hak anak melalui berbagi intervensi dan menciptakan lingkungan yg aman bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang," terangnya

Ia berharap bekerjasama dengan DP2KBP3A agar mampu memperkuat partisipasi dan peran anak-anak dalam perencanaan, pelaksanaan proses pembangunan," harapnya. (Asep A)

Posting Komentar untuk "Program Cegah Kawin Muda, DP2KBP3A Kabupaten Bandung Berkolaborasi dengan Save The Children"

RajaBackLink.com