Ilustrasi Pemerintah Harus Perhatikan Angka Pemudik yang Bertambah |
Kabaran Jabar, - Adanya peristiwa mudik tahunan, Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusu Wibisonk mengemukakan.
"Kesenjangan ekonomi di kota dan desa menjadi penyebab peristiwa mudik tahunan," kata Yusus dalam acara diskusi dan peluncuran Layanan Mudik Terpadu di Jakarta, Senin (17/4/2023).
Secara makro Yusuf mengatakan, bahwa jumlah pemudik yang naik setiap tahunnya.
"Pemerintah harus memperhatikan angka pemudik yang bertambah, bukti dari ketimpangan ekonomi yang menyebabkan warga desa yang merantau ke kota," terangnya.
Menurut dia, masalahnya jika dibiarkan dalam jangka panjang berakibat fatal.
Lanjut dia, salah satu akibatnya soal pangan. Bahkan, 5 tahun terakhir produksi padi di Tanah Air stagnan, tidak pernah melebihi angka 33 juta ton.
Hal tersebut terjadi, kata dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu, salah satunya karena sedikitnya generasi penerus yang menjadi petani di desa karena lebih banyak yang ingin merantau ke kota.
Pada akhirnya mereka merantau bukan karena mencari jati diri, melainkan karena kepepet. Maka, akhirnya merantau," tuturnya.
Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah berupaya untuk meningkatkan ekonomi daerah dengan melakukan pemetaan preferensi wisatawan nusantara.
Salah satunya dengan membuat daftar masjid yang terangkum dalam katalog Jelajah Mudik. Katalog tersebut memuat masjid-masjid yang berada di jalur mudik seperti Transsumatera, Pantura, Pansela, dan Tol Transjawa.
Dengan demikian, kata Yusuf, masjid juga bisa membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di daerah-daerah agar mampu meningkatkan kesejahteraan warga setempat. (Antara)
Posting Komentar untuk "Pemerintah Harus Perhatikan Angka Pemudik yang Bertambah"