Kabaran Jabar, - Krisis perumahan terus menghantui Eropa, dan kini Spanyol menjadi sorotan akibat melonjaknya harga serta minimnya hunian terjangkau. Kota-kota besar seperti Madrid dan Barcelona mengalami lonjakan biaya sewa yang signifikan, membuat kaum muda kesulitan mengakses tempat tinggal layak.
Sejak 2010, harga rumah di Uni Eropa meningkat 54%, sementara di Spanyol, harga sewa naik hingga 11,5%. Penyebab utama krisis ini meliputi keterbatasan pasokan, dominasi properti untuk wisatawan, serta rendahnya daya beli generasi muda. Data Eurostat menunjukkan bahwa rata-rata kaum muda Spanyol baru bisa meninggalkan rumah orang tua mereka pada usia 30,4 tahun, lebih lambat dibanding negara-negara lain di Eropa.
Kebijakan Perumahan Spanyol Diperdebatkan, Eropa Cari Solusi
Pemerintah Spanyol telah menerapkan berbagai kebijakan, termasuk pembatasan sewa, namun efektivitasnya masih diperdebatkan. Sementara itu, Uni Eropa mulai mengakui perumahan sebagai hak asasi manusia dan membentuk komite khusus untuk mencari solusi.
Krisis ini bukan sekadar persoalan ekonomi, melainkan juga tantangan sosial yang berpotensi memperlebar jurang ketimpangan antara pemilik properti dan penyewa. Di tengah ketidakpastian ini, masyarakat menantikan langkah konkret dan terkoordinasi dari pemerintah serta lembaga internasional.
Pewarta: Mas Bons
Editor: Warsono
Sumber: Euronews
Ikuti saluran Kabaran Jabar Portal Informasi di WhatsApp:
0Komentar