Kabaran Jabar, - Konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina terus menjadi sorotan dunia. Di tengah dinamika geopolitik global, negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tak luput dari perhatian, terutama karena sebagian besar dari mereka—terutama Amerika Serikat—menyuarakan dukungan kuat terhadap Israel.
Namun di balik dominasi narasi pro-Israel, muncul suara-suara kritis dari beberapa anggota NATO yang memilih jalur berbeda.
Meski tidak menurunkan pasukan atau melakukan intervensi langsung, negara-negara ini menggunakan kekuatan diplomasi untuk menyuarakan keberpihakan pada Palestina dan mengkritik tindakan Israel, terutama serangan ke wilayah sipil di Gaza.
Turki: Vokal dan Konsisten Bela Palestina
Turki menjadi salah satu negara NATO yang paling tegas menentang agresi Israel. Negara dengan mayoritas Muslim ini secara terbuka menyebut serangan udara ke Gaza sebagai bentuk baru dari genosida terhadap rakyat Palestina.
Ankara bahkan menuding Israel sebagai ancaman serius terhadap stabilitas Timur Tengah, dan secara aktif mendorong solusi damai melalui jalur diplomatik internasional.
Belgia: Dukung Palestina Lewat Jalur Hukum
Sikap serupa juga datang dari Belgia. Negara ini sejak lama menunjukkan simpati kepada Palestina, termasuk saat memberikan suara mendukung status pengamat non-anggota Palestina di PBB pada 2012.
Baru-baru ini, Belgia juga mendorong penyelidikan oleh Mahkamah Internasional atas dugaan pelanggaran Israel di wilayah pendudukan.
Spanyol: Dari Pemerintah hingga Aksi Rakyat
Spanyol turut memperkuat barisan NATO yang bersuara berbeda. Menteri Luar Negeri Spanyol, José Manuel Albares, secara emosional menyatakan keterkejutannya atas penderitaan rakyat Gaza, menegaskan bahwa kekerasan harus segera dihentikan.
Gerakan masyarakat sipil di Spanyol pun masif, menggelar berbagai aksi solidaritas dan mendorong gencatan senjata permanen serta solusi damai yang adil.
Tekanan Moral dari Dalam Aliansi
Meski tidak berdampak langsung di medan pertempuran, sikap kritis beberapa negara NATO ini memberikan tekanan moral dan politik terhadap Israel.
Di tengah derasnya arus dukungan dari negara-negara Barat, mereka hadir sebagai kontra-narasi yang menyuarakan keadilan dan hak asasi manusia.
Dengan posisi strategis di berbagai forum internasional, negara-negara ini menjadi pengingat bahwa tak semua negara besar menutup mata atas penderitaan rakyat Palestina.
Keberanian mereka menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk suara hati nurani di tengah geopolitik yang keras.
Pewarta: Mas Bons
Editor: Warsono
Ikuti saluran Kabaran Jabar Portal Informasi di WhatsApp:
0Komentar