Kabaran Jabar, - Anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKB, KH. Maman Imanul Haq, memberikan respons positif terhadap rencana Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), yang menggagas program pendidikan bagi anak-anak yang kehilangan arah dalam pendidikan dan masa depannya.
Menurutnya, langkah ini patut diapresiasi dan didukung penuh sebagai bentuk nyata kepedulian terhadap masa depan generasi bangsa.
“Pemilihan Barak TNI sebagai lokasi pendidikan bisa menjadi semacam shock therapy yang efektif, memberikan kedisiplinan dan semangat baru bagi anak-anak tersebut,” ujar KH. Maman.
Namun demikian, ia mengingatkan bahwa jika program ini ingin diadopsi secara resmi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, maka diperlukan perencanaan yang matang dan sistematis.
Mulai dari penyediaan tempat oleh satuan TNI, skema pendanaan per siswa, kurikulum yang relevan, hingga durasi pelaksanaan program perlu diperhitungkan secara serius.
“Ini perlu ditindaklanjuti dengan pendekatan langsung kepada anak-anak jalanan agar output-nya benar-benar maksimal,” tambahnya.
KH. Maman menekankan pentingnya komunikasi dan sistem yang terstruktur dalam pelaksanaan program ini. “Saya mendukung penuh asal dilaksanakan dengan pola komunikatif dan sistem yang kuat,” tegasnya.
Di sisi lain, KH. Maman juga menyinggung soal kesiapan pelaksanaan ibadah haji tahun 2025. Menurutnya, berbagai persiapan tengah dilakukan dengan lebih optimal dibanding tahun sebelumnya, termasuk seleksi petugas yang lebih ketat demi menjamin kelancaran proses pemberangkatan.
“Tahun ini kita akan memberangkatkan 1,3 juta calon jemaah. Jumlahnya memang berkurang dibanding tahun lalu yang mencapai 1,7 juta, namun ini justru membuat pelaksanaan haji menjadi lebih tertib dan tenang,” jelasnya saat menghadiri peringatan Hardiknas 2025 di Lapangan GGM, Kamis (2/5/2025).
Ia optimis bahwa pelaksanaan ibadah haji ke depan akan semakin baik seiring transisi kewenangan dari Kementerian Agama kepada Badan Penyelenggara Ibadah Haji (BPIH).
Sebagai upaya jangka panjang, pihaknya juga tengah menjajaki peluang lobi-lobi diplomatik dengan negara-negara yang tidak menggunakan kuota hajinya secara penuh. “Tujuannya agar Indonesia bisa mendapatkan tambahan kuota sehingga masa tunggu keberangkatan jemaah bisa lebih singkat,” pungkas KH. Maman.. (Wawan H)
0Komentar