TfY7GUziTSC9BSGpTSOoBUz7TY==
Light Dark
UKM Dituntut Melek Risiko: Bertahan atau Tumbang di Tengah Ketidakpastian

UKM Dituntut Melek Risiko: Bertahan atau Tumbang di Tengah Ketidakpastian

UKM Dituntut Melek Risiko: Bertahan atau Tumbang di Tengah Ketidakpastian
Daftar Isi
×
Kabaran Jabar, - Di tengah peran strategis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebagai penggerak utama perekonomian nasional, tantangan yang dihadapi pelaku usaha kian kompleks. Persaingan pasar yang dinamis, fluktuasi harga bahan baku, hingga perubahan perilaku konsumen menjadi realitas sehari-hari yang tak bisa dihindari. Dalam situasi seperti ini, kemampuan membaca dan mengelola risiko bukan lagi pilihan melainkan keharusan.

Prof. Rizal Yaya, S.E., M.Sc., Ph.D., Ak., CA., CRP., Direktur Kemitraan Global dan Employability Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), menegaskan pentingnya manajemen risiko bagi UKM.

“Risiko tidak selalu negatif. Ada juga risiko positif yang bisa menjadi peluang untuk mempercepat pencapaian tujuan usaha. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, keduanya bisa sama-sama membahayakan,” ujarnya saat ditemui di Gedung Pascasarjana UMY, Jumat (4/7/2025).

Mengambil pelajaran dari masa pandemi COVID-19, Prof. Rizal menggarisbawahi bagaimana pelaku usaha dihadapkan pada dua sisi risiko: potensi kerugian dan kesempatan untuk beradaptasi. Mereka yang mampu membaca situasi dan bertindak cepat umumnya lebih mampu bertahan, bahkan berkembang.

“UKM harus mulai berpikir seperti perusahaan besar dalam hal pengelolaan risiko. Bukan berarti harus dengan biaya tinggi atau sistem rumit. Langkah-langkah sederhana seperti mengenali potensi gangguan usaha dan mencari solusi alternatif sudah menjadi bagian dari mitigasi,” jelasnya.

Dalam praktiknya, Prof. Rizal menyebutkan tiga hal utama yang harus menjadi fokus pelaku UKM: memahami peta persaingan lokal, memantau daya beli masyarakat, serta menganalisis perubahan tren konsumen. Ketiganya menjadi fondasi untuk menyusun strategi usaha yang lebih tangguh.

Tak kalah penting, pemanfaatan teknologi juga disebutnya sebagai senjata ampuh menghadapi risiko. Penggunaan aplikasi keuangan digital, sistem inventarisasi, hingga platform penjualan daring bisa memberikan pelaku usaha kecepatan dan akurasi dalam mengambil keputusan.

“Bisnis memang identik dengan risiko. Tapi kegagalan bukan akhir dari segalanya. Yang penting adalah bagaimana pelaku usaha bersikap: berpikir cepat, bertindak tepat, dan terus belajar dari setiap tantangan,” pungkas Prof. Rizal. *
UKM Dituntut Melek Risiko: Bertahan atau Tumbang di Tengah Ketidakpastian

Ikuti saluran Kabaran Jabar Portal Informasi di WhatsApp:

0Komentar