Self-Reminder-Sebuah-Kisah-Kudapat-dari-Guru |
Oleh: Idat Mustari
Kabaran Jabar, - Kunasehati diriku dan juga mungkin dirimu, dengan sebuah kisah. Kisah yang kudapat dari guruku.
Alkisah, ada seorang ahli ibadah yang namanya sebut saja Fulan. Ketika Fulan berburu, dia tak sengaja bertemu dengan seekor ular.
Ular tersebut begitu aneh. Sebab, ia bisa berbicara layaknya manusia. Ular itu menyampaikan bahwa ia tengah dikejar oleh musuhnya, lalu meminta perlindungan kepada Fulan.
Agar Fulan mau melindunginya, si ular kian meyakinkan Fulan dengan membawa nama Allah. Padahal itu hanyalah tipu muslihatnya si ular.
“Aku sedang dikejar oleh musuh. Sebentar lagi ia akan datang ke sini. Maukah kau menolongku? Jika mau, niscaya Allah akan melindungimu,” kata ular.
Fulan percaya saja atas ucapan ular tersebut, kemudian setuju untuk menolongnya. Lantas, ditutupnya ular tersebut dengan kain oleh si Fulan.
Namun si ular berkata dengan licik, “Cara demikian kurang efektif. Musuh masih akan mengetahui keberadaanku.”
Perkataan ular itu membuat Fulan bingung. Dia berpikir, cara apa lagi yang harus dilakukan untuk menyembunyikan ular.
Ular tersebut kemudian memberikan sebuah ide untuk menyembunyikannya di dalam mulut si Fulan. Lalu si ular meminta Fulan membuka mulutnya agar ia bisa masuk.
Mendengar itu, Fulan menjadi ragu. Ia khawatir jika hal itu akan membahayakan dirinya. Melihat keraguan Fulan, ular kemudian berkata,
“Tak apa-apa, aku tak akan melukaimu kok. Tenang saja. Aku juga nanti akan bersaksi di hadapan Allah bahwa engkau benar-benar umat Nabi Muhammad SAW.” Lagi-lagi, ular membawa-bawa nama Allah SWT dan Nabi-Nya.
Sejurus kemudian, apa yang dikatakan ular ternyata berhasil meyakinkan Fulan. Ia kemudian mau membuka mulutnya agar ular tersebut bisa bersembunyi dari musuhnya. Ularpun kemudian masuk ke dalam mulut Fulan.
Tak lama setelah itu, ada seseorang yang mendatangi Fulan. Orang tersebut mengaku sedang mencari seekor ular untuk dibunuh.
“Apakah engkau tahu ada ular di sini?” Tanyanya kepada Fulan. “Maaf tuan, saya tidak tahu,” jawab Fulan, melindungi ular.
Karena tak menemukan ular yang dicari, pemburu tersebut pergi meninggalkan Fulan. Ular lalu mencoba menengok situasi dan mengeluarkan sedikit kepalanya dari mulut Fulan.
Fulan berkata kepada ular bahwa situasi telah aman. Ia pun menyuruh ular tersebut untuk keluar dari mulutnya.
Namun ular tersebut ingkar janji. Ia tak mau keluar dari mulut Fulan. Ular justru mengancam si Fulan.
“Tinggal pilih saja, kau mau yang mana? Hatimu yang aku lubangi atau limpamu yang ingin dihancurkan?” Ancam ular.
Sikap ular tersebut membuat Fulan kaget. Ia tak percaya hewan yang sudah ditolong malah akan membunuhnya. Air susu dibalas air tuba.
“Apakah engkau lupa bagaimana aku dulu mengeluarkan leluhurmu dari surga? Apa alasanmu mau berbuat baik kepada makhluk yang memang tidak bisa berbuat baik?” Kata ular yang ternyata adalah Iblis.
Fulan pun sadar, ular itu akan membunuhnya dan tak ada jalan lain untuk tetap hidup. Ia hanya pasrah, seolah sudah berada di depan gerbang kematian.
Namun sebelum si ular benar-benar membunuhnya, Fulan meminta satu hal untuk dilakukan, yakni diberikan kesempatan membuat lubang di sebelah gunung untuk mengubur jasadnya.
Permintaan itu kemudian disetujui ular. Namun sebelum mendekati gunung, Fulan berdoa kepada Allah, “Ya Allah selamatkan aku dari ular yang ada di perutku ini”.
Di tengah perjalanan, Fulan bertemu dengan seorang laki-laki tua. Namun, ada “keanehan” pada lelaki itu. Terlihat pakaian dan wajahnya bercahaya.
Laki-laki tua tersebut lalu memberi Fulan selembar daun untuk dimakan. Tak butuh waktu lama, daun tersebut dimakan Fulan. Ternyata daun itu ampuh. Ular yang ada di perut Fulan mati mengenaskan.
Fulan mengucapkan terima kasih kepada lelaki tua tersebut. Fulan yang penasaran terhadap lelaki tua itu kemudian menanyakan asal usulnya. Lelaki tua tersebut mengaku dirinya adalah malaikat. Doa yang dipanjatkan Fulan membuat malaikat yang ada di langit mengadu kepada Allah atas apa yang dialami Fulan.
Singkat cerita, Allah memerintahkan malaikat tersebut untuk membantu si Fulan. Lelaki tua tersebut berkata,
“Apapun yang terjadi, teruslah berbuat baik. Sungguh, kebaikan itu akan melindungimu dari keburukan. Allah Maha Melihat apa yang dilakukan hamba-hamba-Nya.”
Pesan moral yang bisa dipetik :
Walaupun perbuatan baik itu dilakukan bukan pada tempat dan saat yang tepat, namun Allah tetap akan membalasnya. Allah tidak akan menyia-nyiakan amal baik hamba-Nya.
Begitupun kisah ini mengingatkan bahwa boleh jadi satu saat walaupun kita tetap berprilaku baik kapanpun dan dimanapun, namun hendaknya kita tetap waspada terhadap orang-orang seperti ular tadi dengan memohon Perlindungan kepada Allah.
Salam Takjim
Posting Komentar untuk "Self Reminder, Sebuah Kisah Kudapat dari Guru"