Keputusan AZMI Untuk tidak Tambah Beban TPA Sarimukti / Foto: DetikJabar |
Kabaran Bandung, - Keputusan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZMI) untuk tidak menambah beban ke tempat pembuangan sampah TPA Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat merupakan upaya yang positif dalam mengelola sampah.
Hal ini menunjukkan kesadaran kolektif untuk mengurangi dampak negatif dari pembuangan sampah.
Dengan tidak menambah beban ke TPA Sarimukti, AZMI dapat mencari alternatif pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan seperti daur ulang, kompos, atau pengelolaan sampah berbasis energi. Dengan demikian, AZMI dapat berkontribusi pada pengurangan volume sampah yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir.
Selain itu, keputusan ini juga dapat mendorong upaya pengurangan sampah di tingkat sumber melalui edukasi dan kesadaran masyarakat. Dengan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengurangan sampah dan penerapan prinsip zero waste, AZMI dapat membantu mengubah pola pikir dan perilaku konsumsi yang berlebihan.
Jika diterapkan secara efektif, upaya ini akan membantu mengurangi dampak negatif lingkungan dan kesehatan yang disebabkan oleh pembuangan sampah yang tidak terkelola dengan baik.
Pendiri Yayasan Pelestari Bumi Berkelanjutan (YPBB), David Sutasurya mengatakan tentang pengelolaan sampah dan pentingnya mengedukasi masyarakat adalah relevan dan sesuai dengan pendekatan yang umumnya diambil dalam pengelolaan sampah berkelanjutan.
Pengelolaan sampah yang efektif melibatkan berbagai langkah, termasuk edukasi masyarakat untuk mengubah perilaku dalam menghasilkan, mengumpulkan, dan memproses sampah mereka.
"Salah satu tujuan utama adalah untuk mengurangi jumlah sampah organik yang masuk ke Tempat Pembuangan Sampah (TPS)," katanya dalam Diskusi Pengelolaan Sampah di Udjo Ecoland, Bandung, Minggu (17/9/2023)..
Edukasi masyarakat tentang pentingnya pemilahan dan daur ulang sampah, serta cara yang benar dalam membuang sampah, dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang berakhir di TPS.
"Pemerintah juga memiliki peran penting dalam memfasilitasi dan mempromosikan kebijakan dan program-program pengelolaan sampah yang berfokus pada pengurangan sampah organik," tegasnya.
Salah satu pendekatan yang digunakan adalah menjalankan kampanye pendidikan dan kesadaran publik untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
"Ini bisa dilakukan melalui sosialisasi, pelatihan, distribusi informasi, dan pendekatan lainnya," jelasnya.
Selain itu, pemerintah dapat memberikan dukungan dan fasilitas infrastruktur yang memungkinkan masyarakat untuk memisahkan dan mengolah sampah dengan cara yang benar, seperti menyediakan tempat sampah terpisah, sistem pengolahan sampah organik, dan program pengolahan sampah komunitas.
"Melalui edukasi dan peran aktif pemerintah, diharapkan masyarakat dapat secara proaktif berpartisipasi dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan, sehingga mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan dan meningkatkan kualitas hidup kita," harapnya.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat, Meiki W Paendong menyoroti ermasalahan darurat sampah di Bandung yang melibatkan insinerasi atau pembakaran sampah secara langsung memang bisa menimbulkan masalah baru untuk lingkungan.
"Metode ini dapat menghasilkan emisi yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan merusak kualitas udara," ujarnya.
Insinerasi atau pembakaran sampah secara langsung juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran tanah dan air. Bahan-bahan kimia berbahaya dalam sampah dapat merembes ke dalam tanah dan menjadi sumber polusi air bawah tanah serta air permukaan.
Hal ini berpotensi merusak lingkungan hidup dan keseimbangan ekosistem lokal.
"Dalam mengatasi kondisi darurat sampah ini, penting untuk merumuskan solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," ungkapnya.
Upaya ini memerlukan kolaborasi antara pemerintah, organisasi lingkungan hidup, komunitas, dan semua pemangku kepentingan terkait.
"Dengan langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengatasi kondisi darurat sampah dan menjaga lingkungan lebih baik di masa depan," pungkasnya.
Pernyataan Ketua Forum Bandung Juara Bebas Sampah, Ria Ismaria, yang menyebutkan bahwa pengelolaan sampah organik harus dilakukan oleh warga, adalah langkah penting dalam mengatasi masalah darurat sampah di Bandung.
Data yang diberikan oleh Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti berasal dari Kota Bandung.
"Mengelola sampah organik secara efektif dapat membantu mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA. Sampah organik, seperti sisa makanan dan dedaunan, dapat diolah melalui metode pengomposan menjadi pupuk kompos yang berguna bagi pertanian dan tanaman. Dengan melakukan pengelolaan sampah organik ini, warga dapat secara aktif berpartisipasi dalam mengolah sampah mereka sendiri, mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang, dan membantu mengurangi beban TPA," katanya.
Selain mengelola sampah organik, penting juga untuk mendorong kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengurangan, pemilahan, daur ulang, dan pengurangan penggunaan barang sekali pakai. Kampanye edukasi, infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai, serta kebijakan yang mendukung praktik pengelolaan sampah yang ramah lingkungan juga harus diterapkan.
"Seluruh upaya ini membutuhkan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Bandung. Dengan cara ini, diharapkan masalah darurat sampah di Bandung dapat diatasi secara bertahap," harapnya.
Di tempat yang sama, Penyuluh Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung Dedy Darmawan mengungkapkan upaya Pemerintah Kota Bandung dalam menangani masalah kedaruratan sampah.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyiapkan pembangunan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di Gedebage yang rencananya akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi Tempat Pengolahan Akhir (TPA).
"Hal ini menunjukkan bahwa Pemerintah Kota Bandung telah mengidentifikasi masalah sampah sebagai prioritas dan sedang berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut secara lebih efektif," pungkasnya. (War)
Editor: Mas Bons
Posting Komentar untuk "Keputusan AZMI Untuk tidak Tambah Beban TPA Sarimukti"