Plastic Smart City, Sampah Plastik yang tidak Bernilai Menjadi Produk Bernilai Ekonomi |
Kabaran Bogor, - Kunjungan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah ke TPS3R Mekarwangi menunjukkan hasil positif program Plastic Smart City. Sampah plastik yang tidak bernilai menjadi produk bernilai ekonomi.
Sejak 2018, Kota Bogor mengurangi penggunaan kantong plastik di pasar-pasar modern dan tradisional.
"Alhamdulillah, Kota Bogor sudah menjadi Smart Cities Plastic dalam waktu 1 tahun, luar biasa," kata Syarifah yang mendampingi Direktur Konservasi WWF Norwegia, Andrew Fitzgibbon dan CMT Director Program WWF Indonesia, Irfan Bakhtiar, di TPS3R Mekarwangi, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jumat.
Pada acara ini, kami memperlihatkan proses pengolahan sampah plastik menjadi produk beragam. Dimulai dengan pemilahan, lalu dilakukan pencacahan dan dipanaskan dalam mesin komunitas Sumpah Sampah dengan suhu tertentu. Produknya berupa batang atau papan plastik yang bisa digunakan untuk berbagai kepentingan.
"TPS3R Mekarwangi diharapkan mengurangi sampah plastik di Kota Bogor dengan mengubahnya menjadi produk bernilai ekonomi," sebut Syariah.
Untuk mendukung program tersebut, penampungan sampah botol plastik telah disimpan di Kota Bogor. Sampah plastik di TPS3R Mekarwangi berasal dari 60 RT binaan Satgas Ciliwung yang diketuai Een Irawan Putra.
CMT Director Program WWF Indonesia, Irfan Bakhtiar, menyampaikan dukungan dan bantuan kepada Pemkot Bogor dalam pengolahan sampah plastik.
"Kami melihat kegiatan ini menjadi sesuatu yang berkelanjutan dan tempat belajar bagi orang lain. Manfaatnya tidak hanya bagi Kota Bogor, tetapi juga Jawa Barat dan nasional," kata dia.
Paparan tentang mesin pengolah sampah plastik oleh Angga Nurdiansah dari Sumpah Sampah dan pendampingan rutin kepada RT binaan oleh Ketua Satgas Ciliwung, Een Irawan Putra, mendukung proses perubahan perilaku dan pengolahan sampah di Kota Bogor serta operasional TPS3R Mekarwangi yang mampu menghasilkan produk bernilai.
"Ujicoba berlangsung seminggu, perlu perbaikan. Urusan sampah kolaborasi dan kerja sama. Ada 3 mesin pengolah sampah plastik di sini, dengan satu mesin dipinjam dari program Sumpah Sampah. Mesin ini memiliki kapasitas untuk mengolah 800 kg sampah per hari," kata Een.
Kegiatan diakhiri dengan penandatanganan Mou antara PT Jauhar Hidro Mekatron dan Rekam Nusantara Foundation untuk pembelian produk dari TPS3R Mekarwangi sebagai bahan utama sumur resapan dan pengolahan sampah plastik menjadi balok dan papan plastik. (Rev) *
Editor: Mas Bons
Posting Komentar untuk "Plastic Smart City, Sampah Plastik yang tidak Bernilai Menjadi Produk Bernilai Ekonomi"