Belajar dari Peristiwa, Keledai Saja Tidak Jatuh Ke Dua Kali

Belajar dari Peristiwa, Keledai Saja Tidak Jatuh Ke Dua Kali
Kabaran Jabar, - Saya tidak menghitung berapa kali Allah mengulang kalimat “Afala Tatafakkarun” (apakah kamu tidak memikirkan), “Afala Ta’qilun”, (apakah kamu tidak menggunakan akalmu), “Afala Tubshirun” (di dalam apakah kamu tidak melihat?), “Afala yandzurun” (apakah kamu tidak memperhatikan), “Afala tadrusun” (apakah kamu tidak belajar). 

Kalimat pertanyan ini adalah kritisme Allah pada manusia yang sepertinya malas menggunakan akalnya, pikirannya dan kemampuan menganalisa, mengamati, memperhatikan, menghitung sebagai potensi manusia yang tak dimiliki oleh mahluk manapun 


Manusia dengan akalnya, harus belajar dari peristiwa yang dilihat, didengar olehnya, termasuk  peristiwa yang dialami oleh dirinya sendiri, “Wa fi Anfusikum, Afala Tubshirun” (di dalam dirimu apakah kamu tidak melihat?” 


Pengalaman harus jadi guru terbaiknya, tentu saja tidak hanya dari pengalaman dirinya sendiri, tapi juga belajar dari yang dialami oleh orang lain. Kita tidak mesti belajar jatuh, harus jatuh dulu, tetapi kita bisa belajar dari orang lain yang jatuh.


Sejatinya setiap orang harus bisa belajar dari kesalahan yang telah dilakukannya. Namun tak sedikit yang tak menggunakan kecerdasan akalnya, spiritualnya hingga berulang melakukan kesalahan yang sama, bahkan dengan cerita yang mirip sama, yang beda hanyalah waktu dan para pemerannya saja.


Kita pun diingatkan oleh pepatah, "Keledai saja tak jatuh di lubang yang sama sampai dua kali,".


Jika saja keledai tak bodoh-bodoh amat untuk sampai terperosok dua kali ke lubang yang sama, masa sih manusia harus jatuh ke lobang yang sama.


Tapi namanya juga manusia, ada saja yang jatuh ke dua kali bahkan ke tiga kali. Wallahu'alam.


Oleh: Idat Mustari

Pemerhati Sosial  dan Advokat


Posting Komentar untuk "Belajar dari Peristiwa, Keledai Saja Tidak Jatuh Ke Dua Kali"

https://jabar.kabaran.id/?m=1
https://jabar.kabaran.id/?m=1