Promosikan Nilai-Nilai Kebersamaan: Cimahi Pituin 24


Promosikan Nilai-Nilai Kebersamaan: Cimahi Pituin 24

Kabaran Jabar, - Gerakan yang berfokus mempromosikan nilai-nilai kebersamaan, persatuan, dan keberagaman di Kota Cimahi selama 24 jam.

Cimahi Kita dalam kegiatan dengan tema "Cimahi Pituin 24" yang diselenggarakan di Kopi Insight Baros Kota Cimahi, pada Minggu (3/3/1024).

Acara tersebut, peserta yang hadir sekitar 300 orang, terdiri dari berbagai komunitas dan elemen di Kota Cimahi, termasuk Cobra Rangger sebagai Ormas tertua di kota Cimahi, GIBBAS Kota Cimahi, dan PAKU SUNDA, dari berbagai kelompok masyarakat dalam mendukung inisiatif seperti Cimahi Pituin 24.

Sekber CO sebagai pelaku sejarah berdirinya Kota Cimahi Otonom, Djamu Kertabudi tokoh masyarakat pada 2019 memainkan peran penting.

Djamu Kertabudi, yang saat itu menjabat sebagai Camat Cimahi Tengah, menginisiasi dan memberikan informasi kepada para "Cowboy Cimahi" tentang kesempatan untuk mengubah status administratif Kota Cimahi menjadi kota otonom.

"Cowboy Cimahi" yang Nota Bene adalah pada para tokoh pemuda dan aktivis, terbentuklah gerakan atau inisiatif untuk memperjuangkan status otonomi bagi Kota Cimahi.

Dengan demikian, mereka berperan dalam memimpin dan menggerakkan langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan impian tersebut, yang pada akhirnya membawa Kota Cimahi menuju status otonom yang lebih mandiri dan berkembang.

Ini adalah contoh bagaimana peran tokoh masyarakat dan pemuda dapat berdampak besar dalam proses perubahan dan pembangunan daerah.

Keterlibatan dari berbagai komunitas dan organisasi memperkuat pesan kesatuan, toleransi, dan kebersamaan.

Dengan semangat kolaborasi dan kerjasama antarwarga untuk membangun lingkungan yang inklusif dan harmonis di Kota Cimahi.

Untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan ini, memperkuat hubungan antarwarga, menghormati sejarah dan warisan kota, serta membangun kesadaran akan pentingnya inklusi dan toleransi dalam masyarakat yang multikultural.

Pada kesempatan Sekjen Presidium, Heri Sambas mengatakan pada kegiatan tersebut untuk memberikan pengetahuan tentang sejarah Kota Cimahi kepada masyarakat dan menumbuhkan semangat, kesadaran, serta kebanggaan.

"Dengan mengadopsi pendekatan-pendekatan ini, diharapkan masyarakat akan semakin memahami dan menghargai warisan sejarah Kota Cimahi, serta merasa bangga menjadi bagian dari masyarakat yang cerdas dan bijaksana yang memperjuangkan pengetahuan dan kebersamaan," ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, menjalin dan menjaga silaturahmi di antara masyarakat Kota Cimahi adalah hal yang sangat penting.

"Silaturahmi memainkan peran kunci dalam memperkuat hubungan sosial, meningkatkan rasa kebersamaan, dan membangun solidaritas di antara warga," ujarnya.

"Dengan menjalankan langkah-langkah ini, diharapkan dapat tercipta lingkungan sosial yang harmonis dan solid di Kota Cimahi, di mana masyarakat saling mendukung dan peduli satu sama lain melalui silaturahmi yang terjaga dengan baik," pungkasnya.

Pengertian dari CIMAHI PITUIN adalah keseluruhan warga Cimahi yang tinggal, lahir, berupaya, dan memiliki sejarah dengan Kota Cimahi tanpa membedakan suku, ras, dan agama.

Semangat untuk membangun persatuan dan kebersamaan di antara semua warga Kota Cimahi, tidak peduli dengan latar belakang etnis, ras, atau kepercayaan agama mereka. Gerakan ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan menghargai keberagaman dalam masyarakat.

Dengan demikian, PITUIN CIMAHI mengacu pada penduduk asli yang tinggal di daerah Cimahi sebelum terjadinya urbanisasi menuju kota Cimahi.

Sejarah awal dan akar masyarakat di wilayah tersebut sebelum perkembangan menjadi sebuah kota yang lebih modern. Gerakan ini mungkin bertujuan untuk mempertahankan identitas dan warisan budaya dari penduduk asli serta menghormati peran dan kontribusi mereka dalam pembentukan sejarah daerah Cimahi.

Gerakan "CIMAHI PITUIN" adalah sebuah inisiatif yang menolak keras primordialisme dan memperjuangkan kesatuan serta keberagaman di Kota Cimahi. Gerakan ini didirikan untuk mempromosikan toleransi, persatuan, dan keberagaman antar etnis dan budaya di Kota Cimahi yang heterogen.

Primordialisme merujuk pada sikap atau pandangan yang menekankan pada identitas primordial seperti etnis, agama, atau kebangsaan, dan seringkali menjadi alasan untuk memicu konflik atau diskriminasi.

Gerakan CIMAHI PITUIN bertujuan untuk memerangi pemikiran tersebut dan membangun kesadaran akan pentingnya menghargai perbedaan serta mempromosikan persatuan di tengah masyarakat yang multi-etnis.

Melalui pendidikan, dialog, dan kampanye publik, Gerakan CIMAHI PITUIN berupaya menciptakan lingkungan yang inklusif dan ramah bagi semua warga Kota Cimahi, tanpa memandang latar belakang etnis, agama, atau budaya mereka. (Bd20)

Editor: Mas Bons

Posting Komentar untuk "Promosikan Nilai-Nilai Kebersamaan: Cimahi Pituin 24"

https://jabar.kabaran.id/?m=1
https://jabar.kabaran.id/?m=1