Red Spider: Memelihara Eksistensi Melalui Konsistensi Berkarya |
Kabaran Band, - Red Spider menghadirkan karya terbarunya melalui mini album "DAJJAL" yang menghadirkan lima lagu baru dengan judul yang memikat: "Salam Tiga Jari", "Anomali", "Wajah Bertopeng", "Brutal", dan "Damai".
Mini album ini dapat dinikmati melalui berbagai platform digital musik.
Formasi Red Spider saat ini terdiri dari Erwin Spider sebagai vokalis, Endro di bass, Bobby Romeo sebagai drummer, Munir Romeo dan Mohay di gitar.
Meskipun meraih kesuksesan pada era 2000-an, Red Spider masih menjaga eksistensinya hingga kini dengan konsistensi dalam berlatih dan berkarya.
Apa dan siapa sebenarnya Red Spider?
Di benak anak muda masa kini, muncul pertanyaan. Nama ini terasa asing bagi mereka, suatu kenyataan yang disayangkan, namun memang itulah realitasnya.
Minimnya ekspos mengenai mereka dalam dokumentasi musik rock ini menjadi faktor utama yang menyebabkan banyak generasi sekarang tidak mengenal Red Spider.
Grup rock Red Spider, didirikan pada pertengahan tahun 1987 di Surabaya, awalnya terdiri dari Erwin Spider (vokalis), Made (gitar), Bobby Romeo (drummer), Munir Romeo (gitar), dan Imron (bass).
Mereka aktif melakukan konser di berbagai tempat di Surabaya, terutama di Taman Hiburan Rakyat atau THR (Taman Remaja Surabaya), sebuah tempat yang menjadi ikon bagi komunitas musik rock di kota tersebut.
Di era yang sama, banyak band rock terkenal lainnya bermunculan di Surabaya, seperti Power Metal, Andromaedha, Brigade Metal, dan lainnya. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada Surabaya, tetapi juga menyebar ke kota-kota lainnya seperti Bandung dan Jakarta, dengan munculnya band-band seperti Sahara, Rudal (Jamrock kemudian berubah menjadi Jamrud), dan Roxx.
Red Spider, seperti banyak band rock lainnya, menghadapi tantangan berupa minimnya eksposur dan pandangan negatif terhadap musik rock di masyarakat.
Namun, mereka tetap gigih melakukan tur konser dan mencoba merilis album pertama mereka, "Harapan Yang Hilang", setelah mengalami perubahan dalam formasi personel.
Meskipun mengalami masa sulit dan beberapa kejadian aneh, seperti insiden di konser Lamongan yang membuat vokalis mereka terluka, Red Spider tetap bertahan dan terus berkarya.
Setelah vakum selama 18 tahun, mereka kembali dengan album baru, "Thumb Master", pada tahun 2013, diikuti oleh album "Black Cavalry" pada tahun 2014.
Meskipun perjalanan mereka penuh dengan tantangan, Red Spider terus menunjukkan semangatnya dalam berkarya dan mengungkapkan pesan-pesan penting melalui musik mereka, seperti kritik terhadap korupsi dalam lagu "Koruptor".
Mereka terus menghadirkan karya-karya baru yang memukau para penggemar musik rock.
Editor: Mas Bons
Posting Komentar untuk "Red Spider: Memelihara Eksistensi Melalui Konsistensi Berkarya"