Post ADS 1

Dialog Publik di Pendopo DPRD Cimahi Disambut Tokoh Masyarakat

Dialog Publik di Pendopo DPRD Cimahi Disambut Tokoh Masyarakat
Dialog Publik di Pendopo DPRD Cimahi Disambut Tokoh Masyarakat
Dialog Publik di Pendopo DPRD Cimahi Disambut Tokoh Masyarakat

Kabaran Jabar, - Sebuah acara Dialog Publik yang diselenggarakan di Pendopo DPRD Kota Cimahi, yang digagas oleh Masyarakat Peduli Cimahi (MPC) dan Forum Wartawan Cimahi (Forwatch), disambut dengan apresiasi oleh berbagai tokoh masyarakat Kota Cimahi.

Namun peserta dialog menyatakan rasa kecewa karena banyak bakal calon yang diharapkan maju sebagai Calon Wali Kota Cimahi 2024-2029 tidak hadir.

Meskipun sebelumnya panitia telah mengundang semua bakal calon yang telah mempublikasikan diri mereka melalui spanduk dan baligo di berbagai area Kota Cimahi, yang diundang termasuk Arief Syaifudin, Edi Sartono, Ngatiyana, Dikdik S Nugrahwan, Bila Insan Priatna, Sumarno, Irfan Gautama, dan Adhitya Yudistira.

Satu-satunya bakal calon wali kota yang hadir dalam Dialog Publik adalah Sumarno. Acara ini juga dihadiri oleh dua panelis, yaitu Profesor Izan Fatanu dari Universitas Islam Negeri dan Profesor DR Obstar Sinaga M.Si dari Universitas Padjadjaran.

Usman Rachman, seorang peserta yang juga merupakan tokoh perjuangan Otonomi Kota Cimahi, menyatakan penghargaannya terhadap kegiatan Dialog Publik yang diinisiasi oleh MPC dan Forwatch.

"Kegiatan ini memiliki tujuan yang positif, terutama dalam mempersiapkan Calon Wali Kota Cimahi untuk periode 2024-2029," ujarnya.

Usman menyatakan bahwa meskipun dia menghargai tujuan positif dari kegiatan ini, dia mengekspresikan kekecewaannya karena hanya satu bakal calon yang hadir dalam Dialog Publik tersebut, setelah acara berlangsung pada Kamis (11/7/2024).

Menurutnya, kehadiran Sumarno sebagai satu-satunya yang hadir menunjukkan keberaniannya untuk berinteraksi langsung dengan sebagian masyarakat Kota Cimahi dengan tujuan memajukan Kota Cimahi.

Dia mengatakan bahwa meskipun beberapa bakal calon sudah dihubungi sejak lama dan menyatakan kesediaannya untuk hadir, namun mereka mengalami halangan.

"Sebagai tokoh yang memiliki peluang besar, seharusnya mereka bisa hadir dalam acara tersebut," ujarnya.

Dia menjelaskan bahwa meskipun mereka bukan bakal calon, tidak masalah jika mereka hadir, minimal mereka bisa berinteraksi secara sosial dan memberikan ide-ide untuk Kota Cimahi.

"Ini bukan tentang menjadi atau tidak menjadi wali kota, tetapi lebih tentang memberikan kontribusi pemikiran yang bermanfaat," tegasnya.

Dia menjelaskan bahwa meskipun acara ini bersifat informal, transformasi dari aspek informal menjadi formal sangat penting karena hal itu memungkinkan untuk berinteraksi dengan masyarakat, bukan hanya sekadar tatap muka, tetapi juga untuk berbagi ide dan pemikiran yang dapat bermanfaat bagi Kota Cimahi.

Jika seseorang ingin menjadi pemimpin, tidak boleh hanya berdasarkan motif pribadi. Motif pribadi seperti tidak menghadiri acara jika tidak terpilih sebagai wali kota tidak patut dilakukan.

Artinya, mereka yang ingin menjadi wali kota seharusnya bersedia hadir dalam berbagai kesempatan, dan tidak seharusnya meremehkan pentingnya kegiatan semacam ini.

"Jika Anda memiliki ide untuk Kota Cimahi, masalahnya bukan tentang apakah Anda terpilih atau tidak, tapi lebih tentang kesediaan untuk berkontribusi," ucap Usman.

Seperti pepatah yang mengatakan bahwa Tuhan siap ditemui lima kali sehari, namun ada yang tidak mau, hal ini menggambarkan sikap yang seharusnya dihindari.

Dia berharap agar kegiatan sosialisasi yang terkait dengan proses demokrasi dapat disebarluaskan lebih luas, bahkan hingga ke tingkat RW.

Ia pun menginginkan agar kegiatan semacam ini dapat mencapai seluruh lapisan masyarakat karena dianggap sangat penting.

"Kegiatan semacam ini perlu diinformasikan lebih luas kepada seluruh masyarakat, bukan hanya terbatas pada kalangan elit," pungkas Usman.

Sementara, Ketua Pelaksana Dialog Publik dan Ketua Masyarakat Peduli Cimahi (MPC), Armet, menyatakan bahwa mereka telah mengundang semua calon yang sudah melakukan sosialisasi melalui berbagai baligo dan spanduk.

Namun, disayangkan beberapa calon yang sebelumnya berkomitmen untuk hadir ternyata tidak bisa hadir karena alasan tertentu.

"Kami berharap bahwa melalui dialog publik ini, akan terungkap calon yang terbaik untuk dipilih oleh masyarakat Kota Cimahi. Selain mengundang calon, kami juga mengundang para pemimpin partai politik agar dapat menilai calon yang layak untuk didukung. Kami akan terus mengadakan kegiatan lainnya untuk memajukan Kota Cimahi ke depan," ujar Armet.

Di sisi lain, alasan ketidakhadiran beberapa bakal calon wali kota tersebut beragam. Achmad Zulkarnain menyatakan bahwa ia tidak dapat menghadiri dialog publik karena harus menunaikan tugas bersama Pj Wali Kota Cimahi ke Kementerian PUPR.

Sementara itu, Ngatiayana memberi alasan tidak bisa hadir karena akan berangkat ke Cirebon, dan Bagja Setiawan mengungkapkan bahwa ia tidak dapat hadir karena mendapat panggilan dari DPP PKS.

Adhitia Yudhistira mengatakan bahwa ia tidak bisa hadir karena sedang menyelesaikan urusan sekolah anaknya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Arief Syaifudin dan Edi Sartono, yang menyatakan kesibukan mereka pada saat yang bersamaan.

Sementara itu, beberapa bakal calon lainnya belum memberikan konfirmasi kepada panitia Dialog Publik. *

(Ayo ikuti saluran WhatsApp Kabaran Jabar Portal Informasi biar enggak ketinggalan update)

Kontributor: Mas Bons
Editor: Warsono

Posting Komentar untuk "Dialog Publik di Pendopo DPRD Cimahi Disambut Tokoh Masyarakat"

Iklan Baris
Membuat Web Propesional. - Hub: - Kabaran Market di 0878-5243-1990
Penjualan Motor
- - -
Post ADS 1
Post ADS 1
Iklan Baris
Membuat Web Propesional. - Hub: - Kabaran Market di 0878-5243-1990
Penjualan Motor
- - -
Seedbacklink