20 Tahun Kota Depok: Mimpi Besar yang Terkubur Realitas
Kabaran Jabar, - Kota Depok memasuki dua dekade sejak visi besar "Kota Niaga dan Jasa yang Religius dan Berwawasan Lingkungan" dicanangkan dalam RPJPD 2005-2025.
Ketua DPC Gerakan Cinta Prabowo Kota Depok, Subhan (Eks PKS) mengungkapkan, sayangnya, kenyataan menunjukkan visi itu lebih sering menjadi slogan daripada panduan pembangunan yang nyata.
"Dengan fokus pembangunan yang terkonsentrasi di Margonda, wilayah lain seperti Sawangan dan Cinere justru tertinggal jauh, menciptakan ketimpangan ekonomi dan beban lingkungan yang berat di pusat kota," ucapnya.
Kemacetan dan Ketimpangan Ekonomi
Margonda sebagai simbol pembangunan Depok kini identik dengan kemacetan parah dan infrastruktur yang tidak memadai.
"Penyebaran pusat ekonomi yang tidak merata menambah daftar panjang masalah. Apa yang semula diimpikan menjadi kota niaga dan jasa kini tampak seperti mimpi yang tertunda akibat buruknya perencanaan kota," terangnya.
Religiusitas yang Dangkal
Nilai religius yang diusung hanya tampak dalam acara seremonial, sementara kasus kriminalitas, prostitusi, dan kekerasan terus meningkat.
Subhan menjelaskan, kebijakan yang tidak menyentuh akar masalah sosial menjadi bukti lemahnya implementasi nilai religius di Depok.
"Religiusitas seharusnya tercermin dalam kebijakan yang adil dan memprioritaskan kesejahteraan masyarakat," tegasnya.
Degradasi Lingkungan yang Mengkhawatirkan
Sebagai kota yang berwawasan lingkungan, Ia juga menegaskan, Depok menghadapi tantangan besar.
"Pengelolaan sampah yang buruk, minimnya ruang terbuka hijau, hingga banjir tahunan menjadi bukti gagalnya komitmen lingkungan. Tanpa upaya serius, daya dukung alam Depok akan terus terdegradasi," ujarnya.
Potensi yang Belum Dioptimalkan
Depok memiliki modal besar, termasuk keberadaan kampus-kampus ternama seperti Universitas Indonesia.
"Sayangnya, kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat masih minim. Kepemimpinan visioner yang mampu memanfaatkan potensi ini juga tidak terlihat," ucapnya.
Solusi nyata seperti pembukaan akses tembus ke Jakarta melalui UI, hingga kini hanya sebatas wacana.
Saatnya Depok Berbenah
Dua puluh tahun sudah berlalu, dan kini saatnya Kota Depok berubah. Dengan potensi besar yang ada, Depok harus:
1. Meningkatkan Kolaborasi Lintas Sektor: Libatkan akademisi dan pakar dalam pengambilan keputusan.
2. Mengutamakan Tata Kelola Berkelanjutan: Fokus pada pengelolaan lingkungan, transportasi, dan infrastruktur.
3. Mewujudkan Nilai Religius yang Nyata: Prioritaskan kebijakan sosial untuk kesejahteraan masyarakat.
Harapan untuk Kota Depok bukanlah sekadar utopia.
"Dengan komitmen dan kepemimpinan yang kuat, Depok bisa menjadi kota percontohan yang tidak hanya membanggakan di atas kertas tetapi juga memberi manfaat nyata bagi warganya. Depok Kudu Berubah, Jangan Sampai Cuma Janji Lagi!," harapnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp Kabaran Jabar Portal Informasi biar enggak ketinggalan update)
Pewarta: Revin
Editor: Warsono
Posting Komentar untuk "20 Tahun Kota Depok: Mimpi Besar yang Terkubur Realitas"