Post ADS 1

Depok: 20 Tahun Visi yang Tertunda

Depok: 20 Tahun Visi yang Tertunda
Depok: 20 Tahun Visi yang Tertunda

Kabaran Jabar, - Visi Kota Depok yang tercantum dalam RPJPD 2005-2025, yaitu menjadi kota niaga dan jasa yang religius serta berwawasan lingkungan, tampak masih sebatas mimpi.

Selama dua dekade, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang memimpin pemerintahan kota ini tampaknya belum mampu mewujudkan visi tersebut.

Margonda Sentris: Ketimpangan Pembangunan Kota
Pusat aktivitas niaga dan jasa di Depok terkonsentrasi di kawasan Margonda. Sayangnya, pengembangan wilayah ini cenderung mengabaikan wawasan lingkungan. Maraknya pembangunan apartemen dan pusat perbelanjaan sering kali melanggar aturan tata ruang. Dampaknya, Margonda mengalami kemacetan, banjir, serta masalah lingkungan lainnya, yang menjadi simbol dari kegagalan tata kelola kota.

Religiusitas yang Simbolik
Visi religiusitas Kota Depok pun lebih sering terlihat sebagai upaya simbolis belaka. Tingginya angka kriminalitas, prostitusi, dan pelecehan seksual menunjukkan lemahnya implementasi nilai-nilai moral dan etika yang mestinya mendasari kehidupan masyarakat kota ini.

Potensi yang Terabaikan
Sebagai kota penyangga Jakarta, Depok memiliki keunggulan sumber daya manusia, terutama dengan keberadaan Universitas Indonesia (UI) dan kampus lain seperti Universitas Gunadarma. Sayangnya, potensi besar ini tidak dimanfaatkan secara maksimal. Keterbatasan komunikasi dan kolaborasi antara pemerintah kota dan institusi pendidikan membuat Depok kehilangan peluang besar untuk mempercepat pembangunan berbasis ilmu pengetahuan dan inovasi.

Minimnya Kepemimpinan Visioner
Masalah utama terletak pada lemahnya kepemimpinan yang visioner. Tidak adanya inisiatif membuka akses baru, seperti dengan melibatkan UI untuk mengatasi kemacetan di Margonda, mencerminkan kegagalan dalam membangun kerja sama strategis. Padahal, dengan keterlibatan berbagai pihak, Depok dapat menjadi kota percontohan berbasis kolaborasi dan inovasi.

Saatnya Berubah
Dalam 20 tahun terakhir, Depok tampak berjalan di tempat. Pemerintah terlalu sibuk dengan rutinitas tanpa terobosan berarti. Padahal, dengan potensi yang dimiliki, Depok bisa menjadi kota yang unggul, modern, dan berdaya saing tinggi.

Kini, saatnya Depok berubah. Warga Depok sudah bosan dengan stagnasi ini. Dibutuhkan pemimpin yang berani, terbuka, dan inovatif untuk membawa Depok ke tingkat yang lebih tinggi. Karena "Langit Depok terlalu tinggi, tapi pemerintahnya terbang terlalu rendah." Sudah saatnya kita berani berkata: "Depok Kudu Berubah, Bosen Gini-Gini Aja!"

Ketua DPC Gerakan Cinta Prabowo Kota Depok, Subhan (Eks PKS)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp Kabaran Jabar Portal Informasi biar enggak ketinggalan update)

Pewarta: Revin
Editor: Warsono

Posting Komentar untuk "Depok: 20 Tahun Visi yang Tertunda"

Ketika dunia memberi tantangan, kita sering merasa ragu, seakan tak mampu menghadapi segala hal yang datang. Namun, dalam setiap perjalanan hidup, ada kekuatan yang lebih besar dari ketakutan kita: kepercayaan pada diri sendiri. Lirik-lirik lagu seringkali menjadi cermin dari perasaan ini, mengingatkan kita untuk tetap tegar meski angin hidup tak selalu sejalan dengan harapan.

Post ADS 1
Iklan Baris
Membuat Web Propesional. - Hub: - Kabaran Market di 0878-5243-1990
Penjualan Motor
- - -
Seedbacklink