Novita Dina: Enigma Angka Enam
Kabaran Jabar, - ia bukan sekadar bilangan,
melainkan rahim semesta lahirkan dunia
hari keenam, berbisik di tabir malam
tentang arti sempurna dari sang khalik
lahir dari enam kelopak angin
mencipta simetri di segala arah,
jam 6 roh-roh mendaki langit keenam
lintasi pelataran bayang,
juni terselubung kabut tua,
bulan bawa duka, kisah tak bersua
cinta dilarang bersanding
dipilah dipilih
sabda leluhur: tenggelam di arus yang salah
lahir jiwa bakti pada tanggal 6
genggam harap dan resik
pada kebaikan yang terpatri
hidupkan bernas
sang proklamator yang abadi
Napas Dari Samosir
di pulau Samosir,
Marhosa bernapas
menghela bawa cerita
hikayat kampung halaman
di balik bisu yang kau simpan diam
terhembus angin dari dalam alam
bawa pesan dari masa silam
tentang leluhur, dari tanah dalam
kau bukan sekadar batu di sana
kau saksi abadi sejarah yang lama
napasmu menyatu dengan tanah
hidup dalam bumi alam yang indah
Kidung Luka Banyuwangi
di tepi sungai debur dan gelisah
aroma bunga tanjung menguar dari darah
di sana, sumpah bisu meniti alir
melawan dendam denting terukir
Sidapaksa, namamu lirih
riak air mengalir tanpa muara
pada bilah pedang yang gigil dingin
adakah ragu menggenang di nadimu
ketika cinta tersungkur di matamu?
Sri tanjung, tubuhmu rebah seperti kidung
“keadilan adalah harum yang takkan pudar.”
bisikmu, tenggelam dalam aliran sabar
Banyuwangi, kota yang lahir dari air mata
harum, meski binasa
Di Bawah Panji Harupat: Kepada Oto Iskandar di Nata
di tanah Priangan, ada bayang seorang pria teguh,
zat-zat itu melebur dibalut debu dan luka
matanya menghunus seperti tombak sengit,
Oto Iskandar di Nata, Jalak Harupat dalam gelar perjuangan
di nadimu penuh bisik dan sandi
bocah kecil berlari tanpa senapan berdiri
senyawa itu meletus ke arah jiwa
“merdeka bukan kata, ini harga diri”
Oh, Jalak Harupat
tiang kokoh penjaga kehormatan
di bawah panjimu, kami bersumpah teguh
genggam tanah Sunda, tanah Indonesia
sejarahmu darah yang mengalir, tiada akhir
Jejak Nasihat Ayah
Jalanku temaram pada jubah usang yang ayah pakai sore itu
hati baja menatap kau gagah perkasa
kini redup mulai layu
sisa peluhmu mengabur, di mana segala getir disulam jadi doa
Ayah, kau tak pandai bicara
tetapi kasihmu melimpah ruah
melumuri dinding maha
langkah itu anyam bebatuan
tak gentar laiknya gatotkaca
Kau menyumpal segala kenistaan
kulit keriputmu lengkapi asih cerita kita
sepanjang masa,
“Kepakkan sayapmu di samudra nan luas ananda.”
serupa riwayat, aku terbang susuri jejak penuh makna.
BIONARASI: Profil Penulis Novita Dina
Novita Dina, yang lebih dikenal dengan nama pena Novita Sari, adalah seorang penulis perempuan yang memiliki passion mendalam pada dunia sastra, khususnya puisi dan karya-karya yang penuh makna.
Lahir dari latar belakang pendidikan di bidang Manajemen Keuangan di ITB AD Jakarta, Novita tidak hanya berbakat dalam ranah bisnis, tetapi juga memiliki sisi kreatif yang berkembang pesat.
Ia pernah belajar di Asqa Imagination School (AIS), yang memperkaya perspektifnya dalam menulis dan memperluas wawasan seni literasinya.
Debut sastra Novita ditandai dengan penerbitan buku kumpulan puisinya berjudul Dear Rena pada tahun 2021, yang mendapat apresiasi di kalangan pembaca puisi.
Kemudian, di tahun 2024, ia meluncurkan buku keduanya, Stop Being Perfect, sebuah kumpulan quote yang penuh inspirasi dan refleksi, memperlihatkan pemikiran dan kepekaan sosialnya.
Selain menulis buku, Novita juga aktif berkolaborasi dalam berbagai proyek antologi bersama penulis lain, memperluas jaringan literasinya.
Karyanya telah dimuat di beberapa media sastra seperti Ranah Riau, Sanggam.id, dan di akun Instagram COMPETER Indonesia yang berfokus pada puisi dan penulisan kreatif.
Prestasi yang diraihnya juga patut dicontoh; ia menjadi juara 2 dalam ajang Asqa Book Award ke-XXIV pada tahun 2024, sebuah pencapaian yang mengukuhkan kualitas karya-karyanya.
Tak hanya itu, Novita telah beberapa kali meraih kemenangan dalam lomba menulis quote dan menjadi penulis terpilih dalam lomba puisi, membuktikan ketekunan dan dedikasinya dalam dunia literasi.
Sebagai seorang penulis, Novita Dina terus berkembang, membawa suaranya ke dalam karya-karya yang menginspirasi dan menyentuh banyak hati, menyebarkan keindahan kata-kata dan pentingnya ekspresi diri.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp Kabaran Jabar Portal Informasi biar enggak ketinggalan update)
Pewarta: Mas Bons
Editor: Warsono
Posting Komentar untuk "Novita Dina: Enigma Angka Enam"