Sembilan Tahun Rindu, Demi Anak-Anak: Kisah Perjuangan Seorang Ibu
Kabaran Jabar, - Kartini (nama samaran), seorang ibu tunggal asal Indonesia, telah mengabdikan sembilan tahun hidupnya sebagai buruh migran di Singapura demi masa depan kedua anaknya.
Keputusan yang diambilnya penuh dengan pengorbanan, meninggalkan tanah air dan anak-anak tercinta untuk menggapai harapan kehidupan yang lebih baik.
Tanpa kehadiran suami yang telah meninggalkannya, Kartini memikul beban berat seorang diri.
Pekerjaan sebagai buruh migran yang melelahkan di negeri orang, ditambah kerinduan yang tak kunjung reda, menjadi bagian dari perjuangan hariannya.
Namun, bagi Kartini, setiap tetes keringat memiliki tujuan yang jelas: memastikan anak-anaknya tetap mendapatkan pendidikan dan kehidupan yang layak.
"Kerinduan adalah tantangan terbesar saya, Setiap kali anak-anak sakit atau saya melewatkan momen penting dalam hidup mereka, hati saya seperti teriris. Tapi saya selalu mengingat alasan utama saya berada di sini—demi mereka," ungkap Kartini.
Dalam keterbatasan, Kartini mengirimkan hampir seluruh penghasilannya ke Indonesia, memastikan kebutuhan sehari-hari dan pendidikan anak-anaknya terpenuhi.
Doa menjadi kekuatannya, sementara dukungan moral dari anak-anaknya menjadi cahaya di tengah perjuangannya yang sepi.
Kisah Kartini bukan hanya kisah seorang ibu biasa, tetapi simbol kekuatan, ketabahan, dan kasih sayang tanpa batas.
Ia membuktikan bahwa cinta seorang ibu mampu menembus segala rintangan, meskipun harus mengorbankan kebahagiaannya sendiri.
Semoga cerita Kartini ini menginspirasi kita untuk lebih menghargai perjuangan para buruh migran, yang rela meninggalkan segalanya demi keluarga tercinta.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp Kabaran Jabar Portal Informasi biar enggak ketinggalan update)
Pewarta: The Papoy
Editor: Warsono
Posting Komentar untuk "Sembilan Tahun Rindu, Demi Anak-Anak: Kisah Perjuangan Seorang Ibu"