![]() |
Selokan Ditutup, Warga Permata Cimahi Protes Kebijakan Sepihak Ketua RW. Foto: Metrotvnews |
Kabaran Jabar, - Suasana tenang Perumahan Permata Cimahi terusik oleh kebijakan kontroversial dari Ketua RW 14. Warga dibuat geram setelah selokan—yang menjadi jalur utama air kotor saat hujan—ditutup dan dialihfungsikan menjadi lapak pedagang kaki lima (PKL). Akibatnya, lingkungan kini berubah menjadi semrawut, kumuh, dan rawan banjir.
"Apa gunanya selokan kalau ditutup dan dijadikan tempat jualan? Ini bukan hanya soal pemandangan, tapi soal kesehatan dan kenyamanan," ujar Suryadi, warga yang sudah tinggal di kawasan tersebut sejak awal berdirinya perumahan.
Menurutnya, kehadiran PKL di atas saluran air itu sudah berlangsung selama dua tahun tanpa sosialisasi atau musyawarah dengan warga. Terpal biru, tumpukan sampah, hingga penyempitan jalan menjadi pemandangan sehari-hari yang membuat warga gerah.
Aksi protes ini bukan sekadar keluhan semata, melainkan bentuk kekhawatiran akan dampak jangka panjang yang ditimbulkan. Apalagi, semangat penertiban yang dulu digaungkan oleh Dedi Mulyadi—saat menjabat Gubernur Jawa Barat—justru seakan dilupakan di level akar rumput.
"Sudah beberapa kali kami sampaikan ke Pak RW, tapi tidak digubris. Malah makin banyak lapak baru dibangun pakai beton. Selokan berubah fungsi jadi tempat dagang," ungkap Dona, warga lainnya dengan nada kecewa.
Hingga kini, pihak Kecamatan Ngamprah dan Satpol PP Kabupaten Bandung Barat belum memberi tanggapan. Warga berharap, ada tindak lanjut nyata dari pemerintah agar lingkungan mereka bisa kembali bersih, rapi, dan nyaman seperti sediakala. *
Ikuti saluran Kabaran Jabar Portal Informasi di WhatsApp:
0Komentar