Kabaran Jabar, - Sebagai tulang punggung ketenagalistrikan nasional, PLN tak henti menanamkan budaya sadar keselamatan listrik di tengah masyarakat.
Tantangan terbesar justru muncul di wilayah padat permukiman, di mana interaksi masyarakat dengan infrastruktur kelistrikan kerap terjadi secara tidak sadar termasuk aktivitas bermain layang-layang yang berisiko tinggi.
Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) PLN diketahui menghantarkan arus hingga 20.000 Volt. Meski sebagian besar kabel telah terbungkus isolasi, bahaya tetap mengintai ketika benda konduktor seperti kawat, gelasan metalik, hingga besi hollow mendekati jaringan.
Tak perlu kontak langsung, cukup berada dalam jarak tertentu dan arus dapat mengalir melalui induksi.
PLN UP3 Cimahi menjadi salah satu garda depan edukasi keselamatan listrik. Jauh sebelum insiden-insiden terjadi, mereka telah rutin melakukan sosialisasi dan langkah preventif.
Dari kunjungan door-to-door, pemasangan spanduk larangan bermain layangan, hingga edukasi langsung ke sekolah dan komunitas lokal.
“Spanduk sudah kami pasang di beberapa titik rawan, seperti Kantor Desa Sutenjaya, Cibodas, dan Kertawangi. Kami juga masuk ke sekolah-sekolah, seperti MTs Ash-Shofa Cisarua dan SMP Pasundan 3 Cimahi, untuk mengedukasi anak-anak sejak dini,” ungkap Aryta Wulandari, Manager PLN UP3 Cimahi.
PLN juga memaksimalkan media lokal, seperti radio komunitas, guna memperluas jangkauan pesan keselamatan.
Menurut Aryta, ini semua bukan reaksi atas peristiwa, tapi bagian dari tanggung jawab PLN menjaga keselamatan publik secara berkelanjutan.
“Kami siapkan sistem dan infrastruktur berstandar tinggi. Tapi tetap, faktor manusia sangat menentukan. Maka partisipasi aktif masyarakat, pemerintah daerah, dan tokoh lokal sangat kami harapkan,” tegas General Manager PLN UID Jawa Barat, Tony Bellamy.
PLN senantiasa berpedoman pada SOP nasional dan ketentuan Kementerian ESDM, termasuk menjaga jarak aman kabel dari aktivitas masyarakat. Namun, tanpa kepatuhan publik, semua standar itu bisa jadi tak berarti.
“Keselamatan adalah tanggung jawab kita bersama. Jangan anggap remeh layang-layang. Satu kelalaian bisa berujung fatal. Mari saling mengingatkan, demi anak-anak kita dan lingkungan yang aman," pungkas Aryta. *
Ikuti saluran Kabaran Jabar Portal Informasi di WhatsApp:
0Komentar