Kabaran Jabar, - Kasus stunting masih menjadi pekerjaan rumah serius bagi Pemerintah Kota Cimahi. Kepala DP3AP2KB Cimahi, Fitriani Manan, menegaskan bahwa penurunan berat badan anak yang berlangsung lama dapat berujung pada stunting dan berdampak pada tumbuh kembang, termasuk tinggi badan.
“Kalau berat badan anak tidak naik dalam waktu panjang, itu akan memicu stunting. Dampaknya tentu pada tinggi badan. Lingkungan keluarga juga sangat berperan,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (26/9/2025).
Fitriani mencontohkan, kondisi rumah yang tidak sehat, minim ventilasi, hingga kebiasaan merokok anggota keluarga, terutama ayah, berpotensi memperburuk kesehatan anak.
Situasi tersebut membuat anak rentan terkena penyakit kronis seperti TBC, yang kemudian menghambat kenaikan berat badan.
Menurutnya, pencegahan tidak boleh hanya difokuskan setelah anak lahir, melainkan dimulai sejak tahap pra-nikah.
“Intervensi harus dilakukan dari calon pengantin. Keluarga berisiko stunting itu sudah bisa dipetakan sejak catin,” tegasnya.
Dalam upaya pencegahan, DP3AP2KB Cimahi bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan bagi calon pengantin.
Catin dengan hemoglobin di bawah 12 persen atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm dikategorikan berisiko tinggi sehingga memerlukan pendampingan khusus.
Tak hanya itu, Fitriani menekankan bahwa remaja, khususnya remaja putri, perlu mendapat perhatian ekstra.
Data menunjukkan hampir sepertiga remaja putri di Cimahi mengalami anemia, yang dapat meningkatkan risiko melahirkan anak stunting ketika mereka dewasa.
“Karena itu sejak remaja kami dorong pencegahan. Di sekolah, remaja putri rutin diberi tablet tambah darah. Lingkungan juga harus mendukung, karena pengaruhnya sangat besar,” pungkasnya. (Bd20)
![]() |
Pemkot Cimahi Fokus Tekan Kasus Stunting, Intervensi Dimulai Sejak Remaja. Kepala DP3AP2KB Cimahi, Fitriani Manan (Ist) |
0Komentar