Dibentuk Tahun 1945, Kisah Panjang Perjuangan TNI |
Kabaran Jabar, - Hari Tentara Nasional Indonesia diperingati setiap tanggal 5 Oktober.
Biasanya, peringatan ini dimeriahkan dengan aksi-aksi yang heroik dari tiap angkatan, yaitu Angkatan Laut (AL), Angkatan Darat (AD), dan Angkatan Udara (AU).
TNI dibentuk tahun 1945 pada pemerintahan Soekarno-Hatta dengan nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebagai upaya menjaga keutuhan NKRI dari berbagai ancaman, baik itu dari luar maupun dari dalam.
Ternyata, ada kisah panjang perjuangan TNI dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Buat kamu yang mau tahu sejarah soal TNI, yuk, simak selengkapnya berikut ini.
1. Asal-usul terbentuknya TNI
Jenderal Sudirman (tengah yang memberikan salam hormat), Panglima Tentara Keamanan Rakyat pertama yang diangkat oleh Presiden Sukarno pada 18 Desember 1945 (Dokumentasi Kementerian Pertahanan) |
Mulanya, TNI bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR). Tak berselang lama, namanya diubah jadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada 5 Oktober 1945. Kala itu, TKR dibentuk sebagai respons kemunculan tentara Inggris di tanah air setelah Jepang menyerah kepada sekutu.
TKR terus berbenah supaya jadi angkatan perang yang cakap dalam menjaga keamanan negara. Dalam usaha memperbaiki susunan untuk memenuhi kesesuaian dasar militer internasional, nama TKR diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Sambil bertempur dan berjuang menegakkan kedaulatan bangsa, TRI berjalan beriringan dengan badan-badan perjuangan rakyat. Oleh sebab itulah, Presiden Soekarno segera mengesahkan berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 3 Juni 1947.
2. Peran TNI selama perang kemerdekaan dan Agresi Militer Belanda
Agresi Militer Belanda (Wikipedia/C.J. (Cees) Taillie) |
Pada masa-masa genting selama Perang Kemerdekaan (1945-1949), TNI hadir sebagai tentara rakyat, tentara revolusi, dan tentara nasional. Ancaman militer yang dihadapi oleh TNI selama masa itu, berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri. Misalnya, pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) di Madiun dan Darul Islam (DI) di Jawa Barat yang dikhawatirkan mengganggu integritas nasional.
Sedangkan tantangan dari luar negeri, yaitu TNI harus berhadapan dengan Agresi Militer Belanda sebanyak dua kali. Meskipun punya senjata yang lebih modern, Indonesia mengerahkan kekuatan dengan bersatunya TNI dan masyarakat.
3. TNI bersatu dengan KNIL, tentara kolonial Hindia Belanda, melalui Konferensi Meja Bundar
Konferensi Meja Bundar Tahun Indonesia Merdeka Jilid 1/Information Ministry) |
Pada akhir tahun 1949, dibentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) sesuai dengan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB). Secara bersamaan, dibentuk pula Angkatan Perang RIS (APRIS) yang merupakan gabungan TNI dan KNIL (Koninklijke Nederlandsch-Indische Leger), namun tetap TNI sebagai intinya.
RIS kemudian dibubarkan pada Agustus 1950. Bentuk negara Indonesia kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak hanya itu, APRIS pun berubah nama menjadi Angkatan Perang RI (APRI).
4. Keretakan TNI dan berbagai pemberontakan pada tahun 1950-1959
Tentara PRRI-Permesta yang ditawan oleh TNI/Repro. Buku "Jalesveva Jayamahe" (Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut, 1960) |
Sistem demokrasi parlementer atau demokrasi diterapkan pemerintah pada tahun 1950-1959. Adanya campur tangan dari para politisi pada periode ini, mengakibatkan keretakan internal TNI AD yang dikenal dengan Peristiwa 17 Oktober 1952.
Peristiwa tersebut mendorong TNI masuk ke dunia politik, bahkan membuat partai politik bernama Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia (IP-KI) dan ikut pemilu tahun 1955.
Tahun-tahun ini juga diwarnai dengan pemberontakan dalam negeri. Pada 1950, sebagian mantan KNIL melancarkan pemberontakan yang dikenal dengan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung, pemberontakan Andi Azis di Makassar, dan pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS) di Maluku.
Di sisi lain, DI TII Jawa Barat juga melebarkan sayapnya ke Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, dan Aceh. Lalu pada tahun 1958, Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta) melakukan pemberontakan di wilayah Sumatera dan Sulawesi Utara yang mengancam integritas nasional.
Semua pemberontakan itu berhasil ditumpas oleh TNI bersama kekuatan komponen bangsa lainnya.
5. Sempat melebur dengan kepolisian dalam nama ABRI untuk menumpas PKI
Mabes ABRI - Pusat Sejarah dan Tradisi ABRI - Repro. Buku "40 Tahun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia" |
Pada tahun 1962, dibentuklah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang merupakan penyatuan dari angkatan perang dan kepolisian negara. Penggabungan kedua organisasi itu diharapkan bisa memaksimalkan peran masing-masing dalam satu komando. Di sisi lain, hal ini berguna untuk menutup jalan masuk dari unsur politik tertentu.
Hebatnya, di tangan ABRI, berbagai ancaman dapat diberantas. Salah satunya adalah PKI yang jadi musuh besar saat itu. PKI terus berusaha menanamkan ideologinya di Indonesia.
PKI semakin gencar dan haus hingga memunculkan Gerakan 30 September (G30S). Peristiwa mengerikan itu telah merenggut sejumlah nyawa perwira TNI yang kemudian mendapat gelar Pahlawan Revolusi. ABRI menumpas organisasi ini secara cepat dan akhirnya dinyatakan sebagai organisasi terlarang.
6. Kembali menjadi organisasi sendiri
Sejak 1 April 1999, TNI dan Polri resmi berpisah. Nama ABRI hilang dan kembali menjadi TNI. TNI punya tugas pokok untuk menegakkan kedaulatan negara, melindungi negara dari ancaman dan gangguan, serta mempertahankan keutuhan NKRI yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.
Itulah sejarah Hari Tentara Nasional Indonesia yang diperingati tiap tanggal 5 Oktober. Perjuangan TNI terhadap menjaga keutuhan negara tentu bukan soal sepele. Selamat Hari Tentara Nasional Indonesia!
Sumber: Idntimes
Posting Komentar untuk "Dibentuk Tahun 1945, Kisah Panjang Perjuangan TNI"