Pawai Ogoh-ogoh di Cimahi: Sebuah Kota Kecil Keragaman Agama Dan Suku Bangsa / sebuah bentuk seni patung dalam budaya Bali yang menggambarkan karakter Bhuta Kala, yang sering diwujudkan sebagai raksasa dengan ekspresi wajah yang menakutkan. (Foto: detikJabar)
Kabaran Jabar, - Dua patung, yang dikenal sebagai ogoh-ogoh, berjalan di sekitar Pura Agung Wira Loka Natha di Kota Cimahi. Suasana Bali sangat kentara dalam acara tersebut.
Pada Minggu sore 10 Maret 2024, umat Hindu mengadakan prosesi mengiringi ogoh-ogoh, menarik perhatian masyarakat dan pengendara yang sedang melintas.
Ogoh-ogoh adalah sebuah bentuk seni patung dalam budaya Bali yang menggambarkan karakter Bhuta Kala, yang sering diwujudkan sebagai raksasa dengan ekspresi wajah yang menakutkan.
Prosesi ogoh-ogoh diperindah dengan musik tradisional Bali yang khas. Di depannya, beberapa orang mengenakan pakaian adat Bali sambil membawa bendera, yang mencerminkan keberagaman di Kota Cimahi.
"Sangat senang bisa melihat ogoh-ogoh ini secara langsung, terutama di Cimahi bukan di Bali," ujar Komang Ayu Rosa Wulandari (19), salah satu peserta pawai budaya, ketika diwawancara.
Kehadiran pawai ogoh-ogoh di Cimahi menunjukkan bahwa meskipun merupakan kota kecil, namun menerima serta menghargai perbedaan dan keberagaman. Terutama mengingat umat Hindu di Kota Cimahi dapat dianggap sebagai minoritas.
"Tradisi seperti ini memperlihatkan keberagaman budaya Indonesia, meskipun bersumber dari Bali namun bisa diadakan di Cimahi. Nuansa Bali-nya pun masih sangat kental meskipun berada di luar Bali," ungkap Komang.
Komang mengamati bahwa keberagaman semakin terasa saat mendekati perayaan Nyepi, yang bersamaan dengan awal puasa bagi umat Muslim.
"Keadaan ini juga menunjukkan tingkat toleransi kita, di mana umat Hindu dan Muslim akan beribadah bersama. Untuk saudara-saudara Muslim, semoga ibadah puasanya berjalan lancar," ucap Komang.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Jawa Barat, Brigjen (Purn) Made Riawan, mengatakan bahwa pawai budaya ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dalam menyambut perayaan Nyepi.
"Kami berkumpul di Cimahi hari ini untuk merayakan Nyepi. Kegiatan ini merupakan bagian dari serangkaian perayaan, termasuk Melasti, Tawur Agung Kesanga, kemudian Nyepi selama 24 jam, dan diikuti oleh Ngembak Geni serta pertemuan antara umat Hindu," ungkap Made Riawan.
Made Riawan mengapresiasi pluralisme yang ada di Kota Cimahi, sebuah kota kecil yang mengakomodasi keragaman agama dan suku bangsa.
"Ini merupakan acara pertama di Cimahi, bahkan di luar Bali. Inisiatif berasal dari umat Hindu di Cimahi, dan bisa dikatakan bahwa ini adalah impian kami yang akhirnya terwujud setelah sekian lama. Kami bersyukur, acara hari ini berjalan dengan tertib dan lancar," kata Made Riawan. *
Editor: Mas Bons
Posting Komentar untuk "Pawai Ogoh-ogoh di Cimahi: Sebuah Kota Kecil Keragaman Agama Dan Suku Bangsa"