IPO Rilis Survei Elektoral Pilkada 2024 Bandung-Cimahi |
Kabaran Jabar, - Indonesia Political Opinion (IPO) telah mengeluarkan hasil survei terbaru mengenai peta elektoral menjelang pilkada serentak 2024 di Kota Bandung dan Kota Cimahi.
Survei terbaru dari IPO mencakup data elektabilitas partai politik (parpol) dan calon wali kota di kedua kota tersebut.
Dari sekian banyak daftar parpol dan calon wali kota, sebagaimana Kabaran Jabar melansir dari Detik.com hanya merangkum urutan 1 hingga 5.
Untuk lima besar elektabilitas parpol, PDI Perjuangan menempati posisi pertama dengan 97 persen, diikuti oleh Gerindra dengan 96,5 persen, Golkar 92,1 persen, PKS 77,5 persen, dan PKB 71,0 persen.
Namun, jika pilkada serentak diadakan hari ini, PKS memimpin dengan 22,1 persen, disusul oleh Gerindra 15,1 persen, Golkar 9,1 persen, PDI Perjuangan 9,0 persen, dan NasDem 6,8 persen.
Untuk popularitas calon wali kota di Kota Bandung, lima besar ditempati oleh Atalia Praratya dengan 59,4 persen, disusul oleh Nurul Arifin dengan 39,5 persen. Erwin berada di posisi ketiga dengan 19,1 persen, diikuti oleh Muhammad Farhan dengan 18,8 persen, dan Dandan Riza Wardana dengan 18,1 persen.
Untuk lima besar calon wali kota paling populer di Kota Cimahi, posisi teratas ditempati oleh Ali Hasan dengan 37,4 persen. Di urutan berikutnya adalah Achmad Zulkarnain dengan 25,5 persen, Didik Suratno dengan 15,5 persen, dan Mahfud Solaiman dengan 9,7 persen.
Jika Pilwalkot 2024 di Kota Bandung diadakan hari ini, lima calon teratas adalah Atalia Praratya dengan 23,5 persen, diikuti oleh Erwin dengan 11,1 persen. Selanjutnya, Dandan Riza Wardana memperoleh 9,8 persen, Arfi Rafinaldi 9,5 persen, dan Muhammad Farhan 8,5 persen.
Jika Pilwalkot 2024 di Kota Cimahi diadakan hari ini, lima calon teratas adalah Ali Hasan dengan 19,7 persen, disusul oleh Achmad Zulkarnain dengan 16,4 persen. Didik Suratno menempati posisi ketiga dengan 11,3 persen, diikuti oleh Mahfud Solaiman dengan 9,4 persen dan Ngatiana dengan 6,1 persen.
Direktur Eksekutif Dedi Kurnia Syah menjelaskan bahwa survei dilakukan dengan mengambil sampel dari 600 responden yang kemudian ditambah 200 responden, sehingga totalnya mencapai 800 orang.
"Total 800 responden di Kota Bandung dan Cimahi, dengan tingkat akurasi 95-97 persen dan margin error sebesar 2,2 persen," ujar Dedi.
Dedi menyatakan bahwa dalam hal popularitas partai politik di Kota Bandung dan Cimahi, logo PDI Perjuangan sangat dikenal oleh masyarakat.
"Ketika ditanya apakah mereka mengenal partai dengan logo banteng, mayoritas responden menjawab ya. Namun, jika pilkada diadakan hari ini, PDI Perjuangan tidak masuk dalam tiga besar. PKS berada di urutan pertama karena memiliki pemilih yang solid, dan PDI Perjuangan perlu belajar dari PKS," tambah Dedi.
Mengenai bakal calon wali kota di Kota Bandung dan Cimahi yang muncul dalam survei, Dedi menyebut bahwa nama-nama tersebut diterima oleh masyarakat.
"Dalam dua periode Pilkada sebelumnya di Kota Bandung, tokoh seperti Ridwan Kamil yang awalnya tidak populer bisa muncul dan memenangkan Pilwalkot Bandung. Pada 2024, mungkin saja ada tokoh baru yang tidak populer muncul sebagai kuda hitam, seperti Erwin, Edwin, atau Rediana Awangga," jelasnya.
Dedi juga menilai situasi pilkada di Cimahi tidak akan jauh berbeda dengan di Kota Bandung. Mengenai koalisi partai, ia melihat kemungkinan adanya koalisi antara PKS dan PDI Perjuangan di dua daerah ini, mirip dengan daerah lainnya.
"Situasi di Bandung dan Cimahi akan mirip dengan sebelumnya, kecuali terjadi peristiwa krusial. Misalnya, jika PKS dan PDI Perjuangan berkoalisi, itu akan menjadi kejutan nasional dan mungkin terjadi di daerah lain seperti Madura atau Pangandaran, Jawa Barat," tutup Dedi. *
Editor: Mas Bons
Posting Komentar untuk "IPO Rilis Survei Elektoral Pilkada 2024 Bandung-Cimahi"