Spanduk Anti Korupsi dan Oligarki Paslon 01 Tuai Kontroversi, Dituding Sarat Tendensi
Kabaran Jabar, - Menanggapi pemasangan spanduk oleh tim Paslon 01 yang berbunyi "Masyarakat Majalengka Anti Korupsi dan Oligarki Mendukung H. Eman - Dena", Kuasa Hukum Karna - Koko, H. Indra Sudrajat, S.H., memberikan tanggapan tegas.
Indra menilai bahwa isi dari spanduk tersebut sarat dengan tendensi, seolah-olah pernyataan anti korupsi dan anti oligarki hanya dimiliki oleh pasangan H. Eman - Dena.
Pernyataan tersebut, menurutnya, secara tidak langsung menyudutkan pasangan Karna - Koko, yang juga berkomitmen untuk menjalankan pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi serta oligarki jika terpilih.
Indra menjelaskan, oligarki yang dimaksud adalah adanya keterlibatan pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan pribadi dalam Pilkada, di mana mereka memberikan dukungan finansial kepada salah satu pasangan calon (Paslon) dengan tujuan untuk mempengaruhi kebijakan di masa depan.
"Karna - Koko selama ini bergerak secara independen, tanpa bergantung pada dukungan finansial atau politik dari pihak mana pun, sehingga tidak terikat oleh kepentingan oligarki," tegasnya, Rabu 23 Oktober 2024.
Lebih lanjut, Indra menekankan bahwa pasangan Karna - Koko juga berkomitmen dalam memberantas korupsi melalui penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan transparan.
Namun, pernyataan dalam spanduk tersebut memberikan kesan bahwa hanya pasangan H. Eman - Dena yang memiliki sikap anti korupsi dan anti oligarki, sementara pasangan Karna - Koko digambarkan seolah-olah mendukung praktik korupsi dan oligarki jika terpilih nanti.
"Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Majalengka untuk mengambil tindakan terkait spanduk tersebut, karena dinilai tendensius dan merugikan pihak Paslon lain, terutama pasangan Karna - Koko," desaknya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp Kabaran Jabar Portal Informasi biar enggak ketinggalan update)
Kontributor: Wawan Hermawan
Editor: Warsono
Posting Komentar untuk "Spanduk Anti Korupsi dan Oligarki Paslon 01 Tuai Kontroversi, Dituding Sarat Tendensi"