Kejadian memilukan itu terjadi di tengah antusiasme massa yang membeludak, tanpa pengendalian yang memadai. Ketidaksiapan sistem pengamanan dan lemahnya pengaturan lalu lintas manusia diduga kuat sebagai pemicu kekacauan. Akibatnya, satu anak berusia 8 tahun, Vania Aprilia, meninggal dunia setelah ditemukan tak sadarkan diri di tengah kerumunan. Vania merupakan putri dari Mela Puri Anggreani, warga Kelurahan Suka Menteri.
Tak hanya Vania, sejumlah korban luka lainnya pun dilarikan ke rumah sakit, termasuk seorang anggota polisi yang tengah bertugas mengamankan acara. Kepanikan yang melanda telah mengubah pesta kebahagiaan menjadi suasana berkabung yang mendalam.
Hingga laporan ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari panitia acara, pemerintah daerah, maupun keluarga kedua mempelai. Lokasi yang semula dirancang sebagai ruang kebersamaan kini berubah menjadi simbol kesedihan, dengan karangan bunga duka mulai berdatangan dan warga berdatangan untuk mendoakan para korban.
Media sosial pun dipenuhi ungkapan duka dan keprihatinan. Warganet ramai-ramai menyerukan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap tata kelola acara publik berskala besar. Tragedi ini menjadi pengingat pahit bahwa euforia rakyat tidak boleh mengabaikan aspek keselamatan yang seharusnya menjadi prioritas utama.
Pihak berwenang diminta segera melakukan investigasi menyeluruh, mengevaluasi sistem pengamanan, serta menindak tegas pihak yang lalai agar kejadian serupa tak kembali terulang di masa depan.
0Komentar