Kabaran Jabar, - Gerakan koperasi yang selama ini dikenal sebagai soko guru perekonomian nasional tengah menghadapi tantangan serius.
Di tengah gempuran ekonomi digital dan gaya hidup modern, koperasi justru makin dijauhi generasi muda, khususnya Generasi Z (Gen Z).
Kondisi ini menjadi sorotan utama Dewan Koperasi Indonesia Wilayah (Dekopinwil) Jawa Barat.
Ketua Dekopinwil Jabar, Yuke Mauliani Septina, mengungkapkan bahwa minat Gen Z terhadap koperasi berada pada titik mengkhawatirkan.
Berdasarkan hasil survei terhadap 4.000 responden, mayoritas Gen Z mengaku tidak tertarik dengan koperasi, bahkan enggan menjadi anggota.
Temuan ini memperlihatkan adanya jarak yang cukup lebar antara koperasi dan generasi calon pemimpin masa depan.
“Ini bukan sekadar soal tidak tertarik. Artinya ada sesuatu yang perlu kita benahi. Jika anak-anak muda tidak melihat koperasi sebagai pilihan, maka ada masalah yang harus diselesaikan bersama,” ujar Yuke usai menghadiri Musyawarah Daerah (Musda) VI Dekopinda Kota Cimahi di Gedung Cimahi Technopark, Selasa, 30 Desember 2025.
Menurut Yuke, rendahnya minat Gen Z bisa disebabkan oleh minimnya pemahaman tentang koperasi, hingga citra koperasi yang dianggap belum relevan dengan era digital.
Oleh karena itu, Dekopinda bersama dinas terkait akan mendorong edukasi, sosialisasi, dan kampanye koperasi yang lebih kreatif dan sesuai dengan karakter anak muda.
“Kalau anggota bertambah, koperasi akan semakin kuat. Kuncinya ada pada regenerasi,” tegasnya.
Selain persoalan regenerasi, Yuke juga menyoroti lemahnya tata kelola koperasi di Kota Cimahi. Dari total 453 koperasi yang terdaftar, hanya 93 koperasi yang mampu melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT).
Kondisi ini dinilai tidak sehat bagi keberlangsungan gerakan koperasi. Ia menegaskan, Dekopinda harus hadir sebagai pendamping aktif bagi koperasi, sekaligus memperkuat fungsi pengawasan bersama Dinas terkait agar koperasi dapat menjalankan kewajibannya secara optimal.
“Pendampingan dan pengawasan harus berjalan seiring. Koperasi tidak boleh dibiarkan berjalan sendiri,” jelas Yuke.
Senada dengan itu, Wali Kota Cimahi, Ngatiyana, menilai gerakan koperasi di wilayahnya seperti kehilangan arah. Rendahnya jumlah koperasi yang melaksanakan RAT menjadi indikator lemahnya pembinaan.
“Saya melihat koperasi di Cimahi seperti kehilangan induk. Dari 453 koperasi, hanya 93 yang melaksanakan RAT pada tahun 2024,” ujar Ngatiyana saat membuka Musda VI Dekopinda Kota Cimahi.
Ngatiyana berharap, Musda ini menjadi momentum kebangkitan koperasi di Kota Cimahi.
Ia menegaskan bahwa Dekopinda harus menjadi satu-satunya wadah pembinaan dan pengembangan koperasi agar mampu tumbuh sehat dan berkelanjutan.
“Mudah-mudahan dengan Musda ini, koperasi di Kota Cimahi bisa kembali subur dan benar-benar menyejahterakan anggotanya,” pungkasnya.
Pemerintah Kota Cimahi pun mendorong koperasi-koperasi yang telah aktif melaksanakan RAT agar konsisten menjalankan kewajibannya di awal tahun, sekaligus menjadi contoh bagi koperasi lain yang belum aktif. (Bd20)
Ikuti saluran Kabaran Jabar Portal Informasi di WhatsApp:




0Komentar