Kanda Kurniawan Apresiasi Koalisi Cimahi Bersatu |
Kanda Kurniawan Apresiasi Koalisi Cimahi Bersatu
Kabaran Jabar, - Menjelang Pilkada Kota Cimahi 2024, partai-partai politik peserta pemilu mulai berperan aktif untuk memenangkan pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Cimahi 2024.
Tiga partai politik telah mendeklarasikan diri untuk berkoalisi dalam mendukung salah satu bakal calon.
Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan PPP Kota Cimahi resmi berkoalisi mengusung Sekda Kota Cimahi Dikdik S. Nugrahawan sebagai calon Walikota Cimahi 2024, yang ditandai dengan penandatanganan perjanjian koalisi Cimahi Bersatu.
Menanggapi terbentuknya koalisi pertama ini, pengamat politik Kota Cimahi sekaligus mantan anggota DPRD Kota Cimahi, Kanda Kurniawan, memberikan apresiasi dan beberapa catatan.
“Setiap partai politik berhak mengusung bakal calon Walikota Cimahi 2024. Manuver tiga partai ini sangat menarik dan sah-sah saja. Namun, yang menjadi pertanyaan saya adalah apakah bakal calonnya hadir saat deklarasi, karena yang saya ketahui, calon yang diusung tidak hadir,” kata Kanda Kurniawan dalam wawancara pada Minggu, 16 Juni 2024.
Menurut Kanda, hal ini bisa menimbulkan polemik, karena calon yang diusung ketiga partai tersebut masih menjabat sebagai ASN.
"ASN yang mencalonkan diri dalam Pilkada harus mengundurkan diri dari jabatannya. Apakah ini tekanan dari partai politik untuk segera mundur sebagai ASN? Selain itu, ini bisa menjadi strategi dalam membuka jaringan untuk pilkada nanti, mengukur kekuatan calon lain yang sudah bergerak di tingkat akar rumput," jelas Kanda.
Lebih lanjut, Kanda menyoroti ketidakhadiran pasangan calon secara lengkap sebagai tanda ketidaksiapan atau strategi politik untuk mengajak partai lain bergabung.
“Dengan hanya mengusung bakal calon walikota tanpa wakilnya, ini bisa menjadi ajakan untuk partai lain bergabung atau menunjukkan bahwa tiga partai yang berkoalisi sudah cukup memenuhi syarat pencalonan,” tambah Kanda.
Kanda menilai bahwa ketidakhadiran bakal calon atau pasangan calon dalam deklarasi menunjukkan koalisi Cimahi Bersatu belum solid.
“Ini hanya setara dengan relawan. Ketika relawan mendukung seorang bakal calon, wajar jika calon tidak hadir karena hanya pernyataan sikap,” tuturnya.
Terkait ketidakhadiran dua partai besar yang diperkirakan akan bergabung dalam koalisi Cimahi Bersatu, Kanda menyebutkan bahwa metode pemenangan pilkada tetap berpegang pada lembaga survei dan keputusan DPP masing-masing.
"Setiap partai politik menentukan calon yang maju berdasarkan survei dan keputusan DPP. Ketidakhadiran dua partai besar mungkin karena masih menunggu keputusan DPP. Politik itu dinamis dan bisa berubah kapan saja. Penting bagi partai politik dan bakal calon Walikota Cimahi untuk bergerak masif di tingkat akar rumput,” tutup Kanda Kurniawan.
Sebelumnya, Penjabat Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, menekankan pentingnya netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) selama Pilkada.
"Saya berjanji untuk memastikan ASN tetap netral dan tidak terlibat dalam aktivitas politik praktis. Pelanggaran terhadap netralitas ini akan dikenai sanksi sesuai ketentuan yang berlaku," tegasnya.
Dicky juga menegaskan bahwa profesionalisme ASN harus dipertahankan, meskipun ada ASN yang turut serta dalam Pilkada.
Terkait dengan ASN atau birokrat Kota Cimahi yang berniat mencalonkan diri sebagai Walikota Cimahi, Dicky menegaskan bahwa mereka harus menuntaskan semua tugas dan tanggung jawab mereka sebagai ASN sebelum mencalonkan diri.
“Mereka boleh maju, tetapi harus menyelesaikan tugas dan tanggung jawab terlebih dahulu, serta mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh KPU,” ujarnya. *
Editor: Mas Bons
(Ayo ikuti saluran WhatsApp Kabaran Jabar Portal Informasi biar enggak ketinggalan update)
Posting Komentar untuk "Kanda Kurniawan Apresiasi Koalisi Cimahi Bersatu"