Revolusi Pendidikan Keagamaan: Komitmen Wamenag. Pemimpin harus memprioritaskan infrastruktur sebelum meluncurkan program lainnya.
Kabaran Jabar, - Dalam penutupan Rapat Kerja Nasional Pendidikan Islam 2025 di Jakarta, Wakil Menteri Agama, Romo HR Muhammad Syafi’i, menggarisbawahi pentingnya revolusi pendidikan di Indonesia, khususnya dalam sektor keagamaan.
Ia menegaskan bahwa salah satu langkah utama dalam mencapainya adalah perbaikan infrastruktur pendidikan. Sebanyak Rp20 miliar dari efisiensi APBN akan digunakan untuk merenovasi fasilitas pendidikan, termasuk madrasah dan pesantren.
Menurut Wamenag, penyediaan fasilitas dasar yang layak seperti toilet, atap, serta meja dan kursi belajar adalah fondasi dari pendidikan berkualitas.
“Pemimpin harus memprioritaskan infrastruktur sebelum meluncurkan program lainnya,” ujar Wamenag dengan tegas.
Wakil Menteri Agama (Wamenag) juga menargetkan percepatan program pendidikan profesi guru dalam dua tahun ke depan.
Program ini dirancang untuk menggantikan skema lama yang terbatas, hanya mampu menjangkau 45 ribu guru per tahun. Wamenag menekankan bahwa kompetensi guru adalah kunci utama dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
“Dengan sertifikasi, kita bisa memastikan kualitas pengajaran yang lebih baik dan berdampak langsung pada kemajuan pendidikan kita,” tegasnya.
Restrukturisasi kelembagaan di Kementerian Agama menjadi fokus perhatian, dengan usulan pembentukan eselon I baru seperti Direktorat Jenderal Pondok Pesantren dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Keagamaan yang sedang dalam tahap perencanaan.
Naskah akademik untuk mendukung langkah ini tengah disiapkan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Proses ini melibatkan kolaborasi erat dengan akademisi dan berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Selain itu, Romo HR Muhammad Syafi’i menekankan pentingnya riset sebagai jembatan antara pengetahuan agama dan penerapannya dalam kehidupan sosial.
Ia juga menggarisbawahi perlunya integrasi pendidikan yang berbasis karakter, untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berintegritas dan peduli terhadap isu sosial serta lingkungan.
“Pendidikan harus menciptakan individu yang berkomitmen pada kebaikan bersama,” ujarnya.
Wakil Menteri Agama juga mengharapkan agar kepala biro di Perguruan Tinggi Islam Negeri lebih proaktif dalam menghadapi berbagai tantangan dalam pendidikan Islam.
“Mereka harus menjadi motor penggerak yang mendukung tercapainya visi pendidikan yang holistik,” ujar Wamenag.
Dengan strategi yang terarah ini, Wamenag merasa optimis bahwa pendidikan Islam akan menjadi pilar utama dalam mendorong perubahan positif di Indonesia.
“Kolaborasi, inovasi, dan kerja nyata adalah kunci utama untuk menciptakan sistem pendidikan yang tidak hanya berdaya saing, tetapi juga memiliki karakter yang kuat,” pungkasnya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp Kabaran Jabar Portal Informasi biar enggak ketinggalan update)
Pewarta: Mas Bons
Editor: Warsono
Sumber: Kemenag
Posting Komentar untuk "Revolusi Pendidikan Keagamaan: Komitmen Wamenag"