Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan Kota Cimahi, jumlah kasus DBD pada 2024 tercatat mencapai 822 orang, dengan 6 di antaranya meninggal dunia. Sementara itu, pada tahun 2023, jumlah kasus yang terlaporkan adalah 363 orang, dengan 2 korban meninggal. Puncak tertinggi kasus DBD tahun 2024 terjadi pada bulan Januari, dengan 145 kasus, Februari 154 kasus, dan Maret 162 kasus. Setelah April, meskipun jumlahnya mulai menurun, Dwihadi mengingatkan untuk tetap waspada, terutama di musim hujan dan saat peralihan musim, yang menjadi waktu rawan penularan DBD.
Dwihadi menjelaskan, salah satu alasan utama meroketnya kasus DBD tahun 2024 adalah cuaca yang tidak menentu. Hujan yang sering terjadi menciptakan genangan air, yang menjadi tempat ideal bagi perkembangan jentik nyamuk Aedes aegypti. "Fenomena ini tidak hanya terjadi di Cimahi, tetapi juga di banyak daerah lainnya. Peningkatan kasus DBD ini sangat merata," ujarnya.
Dengan meningkatnya jumlah kasus DBD, Dinas Kesehatan Kota Cimahi terus mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penularan penyakit ini. Cimahi sendiri, menurut Dwihadi, merupakan wilayah endemis DBD, yang artinya penyakit ini sudah menjadi ancaman rutin di kawasan tersebut. Untuk itu, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus menjadi prioritas, salah satunya dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui langkah-langkah 3M Plus.
Langkah-langkah 3M Plus meliputi menguras tempat penampungan air, menutup tempat penampungan air, dan menimbun barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat air menggenang. Selain itu, kegiatan pencegahan lainnya termasuk menaburkan bubuk larvasida pada tempat-tempat yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk, memasang kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, serta mengatur cahaya dan ventilasi di dalam rumah. Dwihadi juga mengingatkan agar masyarakat menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah, yang dapat menjadi tempat istirahat bagi nyamuk.
Nyamuk Aedes aegypti tidak hanya berkembang biak di luar rumah, tetapi juga dapat hidup di dalam rumah, seperti di sangkar burung, genangan air sisa dispenser, atau lemari es. "Jangan biarkan jentik nyamuk tumbuh dan berkembangbiak. Kami harap masyarakat memiliki kesadaran untuk mencegah penularan DBD dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk, apalagi saat musim hujan," tandas Dwihadi.
Pencegahan DBD harus dimulai dari dalam rumah hingga luar rumah, dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan jumlah kasus DBD di Kota Cimahi dapat ditekan, dan masyarakat dapat terlindung dari bahaya penyakit yang satu ini.
Posting Komentar untuk "Peningkatan Kasus DBD di Kota Cimahi 2024: Cuaca Tak Menentu Jadi Pemicu, Waspada Musim Hujan"